Di bulan Ramadan kali ini, apakah Si Kecil sudah mulai belajar puasa setengah hari, moms? Wah, ini bisa menjadi tantangan sendiri, tak hanya untuk diri anak sendiri, namun buat orangtua juga, lho. Tapi, jika anak sudah mulai menunjukkan keinginan untuk berpuasa, tentu ini hal yang menyenangkan, ya?

Entah itu karena adanya hadiah yang akan kamu berikan jika anak mau belajar puasa setengah hari – atau justru karena keinginan diri sendiri, agar ibadah puasa Si Kecil semakin lancar, ada beragam hal yang mesti moms ketahui, nih.

Lantas, apa saja serba-serbi soal puasa setengah hari yang dijalani oleh anak? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

 

 

Waktu Tepat untuk Si Kecil Mulai Puasa Setengah Hari

Credit Image - khub.istyle.id

Persepsi setiap orangtua mungkin berbeda-beda mengenai usia berapa puasa untuk anak dimulai. Nah, moms bisa mengajarkan Si Kecil untuk berpuasa sejak TK dan bisa dimulai dengan puasa setengah hari. Dalam ajaran muslim sendiri, sebenarnya diperbolehkan untuk anak-anak berpuasa hingga pukul 12 siang atau setelah azan zuhur berkumandang karena masih dalam masa latihan.

Puasa atau shaum merupakan aktivitas menahan atau mencegah, yakni menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang buruk, untuk meningkatkan ketakwaan.

Walaupun puasa untuk anak sendiri belum menjadi kewajiban, namun tentunya moms ingin mendidik anak untuk mempelajari esensi berpuasa secara dini, sekaligus melatih mereka agar bila tiba saatnya nanti mereka dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik. Pastinya akan ada banyak kenangan yang terjadi menyaksikan si kecil mulai berpuasa pertama kali.

 

Perhatikan Kondisi Tubuh Anak

Moms, sudah diketahui bahwa kondisi tubuh anak pastinya berbeda dengan orang dewasa. Sebenarnya, kewajiban untuk berpuasa perlu diterapkan bagi anak yang telah melewati masa akil balig. Namun, jika Si Kecil belum melewatinya, maka berpuasa belum menjadi kewajibannya. Untuk itu diperbolehkan puasa setengah hari yang juga dilatarbelakangi oleh kondisi tubuh anak.

Pada orang dewasa, proses metabolisme sehari-hari sesuai aktivitas.

Saat berpuasa terjadi penurunan kadar gula darah dan membuat tubuh harus menggunakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh. Pada anak, nutrisi dan kadar gula darah tetap diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perkembangan otak.

Lantas, bagaimana dengan anak dengan usia yang lebih muda? Hingga saat ini belum banyak penelitian mengenai pengaruh berpuasa pada anak, terutama dalam hal kesehatan dan tumbuh kembang, sehingga moms harus sangat cermat mempertimbangkan kondisi dan keterbatasan kemampuan anak.

Jadi, hindari memaksakan anak untuk berpuasa penuh jika kondisi tubuhnya belum memungkinkan, ya, moms.

 

Puasa Setengah Hari Terlebih Dahulu Sebelum Sehari Penuh

Credit Image - health.detik.com

Ketika berpuasa, tentu tubuh perlu melakukan adaptasi, mengingat adanya peran glukosa yang juga menjadi sumber energi terbaik bagi otak, hati, otot, sel darah merah, dan sel lemak. Nah, hal ini perlu dipertahankan dengan mengonsumsi makanan.

Makanan yang kita konsumsi dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh sampai empat jam. Jadi, jika seorang anak, misalnya, makan pagi pada pukul 06.00, maka kadar gula darah dalam tubuhnya bisa bertahan sampai pukul 10.00.

Setelah rentang waktu empat jam, untuk mempertahankan kadar gula darah, tubuh akan mulai memecah cadangan glukosa yang terutama disimpan di hati dan otot, yang disebut glikogen.

Enam belas jam setelah mengonsumsi makanan, atau yang disebut fase kelaparan dini, glukosa tidak lagi diambil tubuh dari cadangan yang disimpan di hati dan otot. Pada fase ini, sumber energi dapat berasal dari pemecahan lemak dan protein. Jika fase kelaparan berlangsung lama atau kronis – ini dapat terjadi gangguan tumbuh-kembang pada anak.

Puasa biasanya dilakukan mulai sesaat sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam. Di negara tropis seperti Indonesia, di mana rentang waktu siang dan malam hampir sama, lama waktu berpuasa kurang-lebih 12 jam setiap harinya.

Artinya, anak sudah selesai berpuasa sebelum mencapai fase kelaparan. Jika anak dalam kondisi sehat, seharusnya ia tidak akan mengalami gangguan tumbuh-kembang walaupun berpuasa 12 jam. Meski demikian, anak-anak yang puasa setengah hari harus segera mengganti cadangan makanan yang habis saat puasa selama 7 jam.

Sebagai orangtua, kamu mesti memerhatikan dengan baik kebutuhan nutrisi anak selama berpuasa, termasuk ketika ia menjalani puasa setengah hari.

Dan sebagai orangtua, kamu harus memperhatikan dengan baik kebutuhan nutrisinya. Untuk itu di saat sahur, moms harus memberinya makanan yang bergizi seimbang – sekaligus mengoptimalkan pemenuhan nutrisi dengan memberinya multivitamin.

 

Lengkapi Kebutuhan Nutrisi dengan Memberi Suplemen Multivitamin

Untuk memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil sudah terpenuhi selama puasa, selain menyajikan menu sahur dan berbuka yang sehat dan bergizi seimbang, kamu juga dapat mengoptimalkan pemenuhan nutrisi dengan memberi Si Kecil multivitamin dengan kandungan lengkap.

Moms, direkomendasikan untuk memberi Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh anak.

Selain itu, sejumlah vitamin tersebut juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan Si Kecil, mengoptimalkan tumbuh kembangnya, memperkuat tulang dan gigi, sekaligus membantu penuhi kebutuhan nutrisi harian.

 

Jadi, itulah serba-serbi mengenai anak yang akan belajar puasa setengah hari. Biar ibadah Si Kecil makin lancar, pastikan moms sudah memenuhi asupan nutrisinya secara optimal, ya!

 

 

Featured Image – honestdocs.id