Saat ini, sudah ada 30.000 kasus masyarakat yang tertular cacar monyet. Ini terjadi di negara-negara Eropa hingga Asia. Untuk Asia sendiri, sejauh ini, Indonesia melaporkan adanya sembilan kasus monkeypox dan satu laporan kematian.

Menurut WHO, virus cacar yang satu ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Untuk itu, sejak merebaknya kasus tersebut, orang-orang mulai melakukan langkah pencegahan sebagai tindakan perlindungan diri.

Dalam hal ini, ada hal lain yang mesti diperhatikan dengan seksama, yaitu deretan mitos soal cacar monyet yang kian berkembang. Hingga kini, ada 5 mitos soal monkeypox yang tak lagi perlu dipercayai. Apa saja?

Berikut ini ulasannya!

 

 

1. Merupakan Jenis Baru dari Covid-19

Credit Image - health.grid.id

Masih banyak yang mengaitkan cacar monyet dengan Covid-19, bahkan mengatakan bahwa cacar tersebut merupakan jenis baru dari virus corona. Faktanya, cacar monyet bukan bagian dari jenis virus baru Covid-19. Kasus cacar monyet tidak ada hubungannya dengan corona, sebab virus ini memiliki transmisi dan siklus hidup yang berbeda.

Meski jumlah kasus monkeypox meningkat, hal itu tidak menunjukkan korban jiwa sebagaimana pada tahap awal pandemi Covid-19. Selain itu, cacar monyet juga memiliki tanda dan gejala yang cukup parah.

 

2. Cacar Monyet Merupakan Jenis Virus Baru

Faktanya, virus ini bukanlah jenis baru di dunia. Virus ini telah ditemukan pertama kalinya pada tahun 1950 pada penelitian monyet. Dan kasus manusia pertama yang tertular tercatat pada tahun 1970 di wilayah Kongo, Afrika.

Virus ini telah diteliti secara rinci, dan literatur medis memiliki semua informasi mengenai penyebaran dan pencegahannya. Meski awalnya menyerang hewan, virus ini juga bisa menginfeksi manusia. Dan beberapa gejalanya mulai dari demam menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan.

Dalam kasus yang lebih parah, rumah dapat berkembang di bagian wajah serta alat kelamin.

 

3. Tidak Ada Pengobatan untuk Virus Monkeypox

Credit Image - thedailybeast.com

Fakta mengungkap dalam banyak kasus, virus cacar monyet bisa sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu. Jika didiagnosis tepat waktu, pengobatan bisa dicegah oleh tenaga medis. Untuk perawatan yang bisa mencegah virus cacar monyet mulai dari simtomatik, isolasi, cairan, hidrasi, pemeliharaan elektrolit, dan antipiretik.

Selain itu, beberapa obat juga bisa dikonsumsi untuk mencegah virus ini, salah satunya parasetamol, antivirus atau NSAID, dukungan nutrisi, perawatan kulit, perawatan mata, serta dukungan pernapasan yang digunakan untuk demam dan nyeri.

 

4. Hanya Monyet yang Dapat Menyebarkan Cacar Ini

Mitos mengatakan hanya monyet saja yang bisa menyebarkan virus ini. Tetapi faktanya tidak demikian, virus ini bisa menular kepada manusia.

Dalam penelitian hewan monyet dari Denmark pada tahun 1958, penelitian ini mengungkap bahwa monyet tidak ada hubungannya dengan penularan virus ini. Sebaliknya, mereka juga bisa tertular infeksi melalui gigitan hewan pengerat seperti tupai.

 

5. Bagaimana Cara Pencegahan Cacar Monyet?

Credit Image - wellandgood.com

Untuk menghindari risiko paparan cacar monyet, ada sejumlah tindakan yang dapat kamu lakukan. Apa saja hal tersebut?

Kamu perlu berhati-hati ketika kontak dengan hewan, apalagi jika hewan tersebut sudah mati di lokasi yang ditemukan kasus cacar monyet. Kemudian, hindari kontak dengan benda apa pun yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit, pisahkan pasien dengan pasien lainnya, dan cuci tangan hingga bersih setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

Selain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi virus penyebab penyakit juga harus dilakukan dengan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, dimulai dari mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan mencukupi asupan vitamin serta mineral.

Kedua nutrisi tersebut dapat kamu peroleh dari menu makanan harian – dan dilengkapi dengan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap. Nah, kamu direkomendasikan untuk meminum multivitamin dari Enervon secara rutin, ya.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat meminum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent yang memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Untukmu yang punya segudang aktivitas dan harus aktif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc. Kandungan vitamin C yang ramah di lambung dapat membantu menjaga imunitas serta vitamin B kompleksnya dapat membantu boost energi agar tidak mudah lelah.

Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

Kemudian, bagi usia emas, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Gold yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks, Omega-3, Asam Folat, dan Lutein yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh, membentuk energi, hingga menjaga kesehatan otak, kesehatan jantung, dan juga kesehatan mata.

Dan untuk anak-anak, direkomendasikan mengonsumsi Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D yang penting untuk menjaga kesehatan Si Kecil.

Enervon-C Plus Sirup dapat bantu optimalkan tumbuh kembang Si Kecil membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan napsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

Yuk, segera dapatkan multivitamin dari Enervon dengan mengunjungi official store-nya, ya!

 

Itulah deretan mitos soal cacar monyet yang tak perlu lagi dipercaya. Yuk, terus lakukan perlindungan diri guna menghindari risiko infeksi penyakit berbahaya!

 

 

Featured Image – dnaindia.com

Source – popmama.com