Pernahkah kamu mendengar penyakit Alzheimer? Ya, ini merupakan masalah kesehatan pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Kondisi ini bisa menurun seiring berjalannya waktu, bahkan hingga penderitanya tak mampu beraktivitas lagi, lho.

Alzheimer umumnya menyerang seseorang di usia emas – dimulai dari 50 tahun ke atas, atau di atas 60 tahun. Pemicunya pun beragam, mulai dari faktor genetik, pola hidup, dan lingkungan. Namun, apakah penyakit ini berbahaya?

Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

Apa itu Penyakit Alzheimer?

Credit Image - republika.co.id

Alzheimer merupakan penyakit yang mengakibatkan penurunan memori. Kondisi tersebut menimbulkan kerusakan jaringan otak dari waktu ke waktu.

Umumnya penyakit Alzheimer terjadi pada usia lebih dari 65 tahun. WebMD menjelaskan, sebanyak 1 dari 8 orang berusia 65 tahun atau lebih mengalami penyakit Alzheimer. Selain itu, penyakit ini lebih sering dialami perempuan daripada laki-laki.

 

Merupakan Jenis Demensia Paling Umum

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa ada banyak jenis demensia yang diketahui. Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa kondisi tersebut bersifat progresif yang dimulai dari hilangnya ingatan ringan, dan mungkin menyebabkan hilangnya kemampuan untuk berbicara dengan orang lain dan merespons lingkungan.

Penyakit Alzheimer memengaruhi bagian otak yang mengatur kemampuan berpikir, mengingat, dan bahasa. Ini mengakibatkan dampak yang serius dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

 

Apa Saja Faktor Penyebabnya?

Credit Image - helpguide.org

Meskipun Alzheimer lebih sering terjadi saat usia tua, tetapi penyakit ini bukanlah bagian dari proses penuaan yang normal. Para ahli masih belum memahami mengapa sebagian orang mengalami penyakit Alzheimer sementara lainnya tidak.

Namun, para peneliti berusaha memahami penyebab Alzheimer yang difokuskan pada dua jenis protein, yaitu protein beta amiloid dan protein tau. Adanya dua protein tersebut memiliki efek toksik dan dapat mengganggu komunikasi antar sel saraf di otak.  

National Institute on Aging menerangkan, neuron atau sel saraf yang awalnya sehat menjadi tidak berfungsi, kehilangan koneksi dengan neuron lain, dan mati. Makin banyak neuron yang mati mengakibatkan area otak yang terpengaruh mulai menyusut atau mengecil.

Dan pada tahap akhir, kerusakan yang makin meluas menyebabkan jaringan otak terlihat menyusut secara signifikan.

 

Seberapa Bahayakah Penyakit Ini?

Alzheimer termasuk penyakit yang berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi hingga kematian. Menurut data WHO tahun 2019, penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya menjadi penyebab kematian nomor tujuh dari semua penyakit di seluruh dunia.

Jumlah tersebut lebih tinggi daripada diabetes dan penyakit ginjal yang menempati urutan ke 9 dan 10 sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.

Alzheimer juga menjadi salah satu penyebab utama disabilitas dan ketergantungan di antara orang tua di seluruh dunia. Dilansir Verywell Health, seseorang dengan penyakit Alzheimer pada tahap akhir tidak mampu merawat diri mereka sendiri, sehingga akan sangat bergantung sepenuhnya dengan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

 

Mengapa Alzheimer dapat Menyebabkan Kematian?

Credit Image - agingcare.com

Mengutip penjelasan Mayo Clinic, kerusakan pada otak yang makin parah memengaruhi fungsi fisik, seperti menelan, keseimbangan, hingga mengontrol buang air kecil dan buang air besar. Nafsu makan dan kemampuan menelan yang menurun menyebabkan kurang gizi.

Berkurangnya kemampuan menelan juga meningkatkan risiko makanan masuk ke saluran pernapasan yang dapat memicu pneumonia. Studi yang meneliti laporan autopsi orang dengan demensia menemukan penyebab utama kematian adalah pneumonia, penyakit kardiovaskular, emboli paru, hingga dehidrasi.

 

Cara Mencegah Penyakit Alzheimer

Cara paling efektif untuk mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan menghindari faktor-faktor pemicu Alzheimer. Mungkin ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa kamu hindari, seperti usia, jenis kelamin, dan penyakit bawaan tertentu.

Namun, ada beberapa cara yang dapat membantu menjaga kesehatan otak, sekaligus mengurangi risiko penyakit Alzheimer, yaitu:

  1. Rutin berolahraga
  2. Perbanyak kegiatan yang mengasah otak
  3. Mencukupi kebutuhan tidur
  4. Mengelola stres dengan baik
  5. Menerapkan pola makan sehat

Kamu juga bisa menjaga kesehatan otak dengan mengonsumsi asupan vitamin tertentu, seperti vitamin C, vitamin B kompleks, hingga omega-3. Untuk mendapatkan sejumlah vitamin tersebut secara lengkap, disarankan mengonsumsi multivitamin Enervon Gold.

Enervon Gold mengandung vitamin C yang dapat menjaga daya tahan tubuh, vitamin B kompleks untuk membantu proses metabolisme yang berperan penting untuk pembentukan energi sehingga usia emas dapat tetap aktif, dan vitamin B9 – atau asam folat yang berperan untuk menjaga kesehatan jantung.

Selain itu, Enervon Gold juga punya kandungan Omega-3 yang dikenal untuk menjaga kesehatan otak, mempertahankan fungsi kognitif, serta mengurangi risiko kehilangan memori. Dan tak ketinggalan kandungan lutein yang baik untuk mendukung kesehatan mata.

Ingin segera dapatkan multivitamin andalan usia emas ini? Segera klik disini – dan pastikan kamu rutin konsumsinya, ya!

 

Alzheimer merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan pada sel saraf otak, sehingga fungsi otak pun menjadi terganggu. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti kurang gizi, masuknya makanan ke saluran pernapasan, hingga pneumonia.

Untuk itu, sebisa mungkin selalu jaga kesehatan otak, sehingga penyakit kognitif pun dapat diminimalisir.

 

 

Featured Image – edition.cnn.com

Source – idntimes.com