Sudah bukan rahasia lagi kalau rutin berolahraga dapat membawa manfaat baik bagi kesehatan, salah satunya membuat tubuh menjadi lebih bugar. Tak hanya itu, melakukan aktivitas fisik juga dapat meningkatkan mood, lho.

Jadi, gak heran kan kalau banyak pihak yang sangat menyarankan melakukan olahraga secara rutin?

Meski demikian, sayangnya ada berbagai mitos seputar olahraga yang masih dipercaya. Tak jarang hal tersebut menjadi alasan seseorang enggan melakukan aktivitas fisik tertentu. Lantas, apa saja mitos tersebut?

Yuk, simak informasinya di bawah ini!

 

 

1. Latihan Kekuatan Otot Bikin Perempuan Nampak Kekar

Credit Image - studio5.ksl.com

Mungkin beberapa orang, terutama perempuan, enggan melakukan latihan kekuatan otot atau strength training karena dianggap dapat memperbesar otot layaknya laki-laki. Kabar tersebut tidak benar, seperti dijelaskan oleh Mayo Clinic Health System dan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Perempuan tidak memiliki hormon testosteron sebanyak laki-laki. Selain itu, pada binaragawan perempuan yang berlatih kekuatan otot lebih banyak memerlukan latihan kekuatan dengan intens dan gen tertentu agar otot tampak lebih besar.

Melakukan latihan kekuatan otot, misalnya push-up dua sampai tiga hari seminggu bermanfaat untuk memperkuat otot, tetapi tidak memperbesar otot hingga tampak kekar, kok. Jadi, tenang saja, ya!

 

2. Makin Berkeringat Makin Bagus

Pernah mendengar informasi yang mengatakan bahwa semakin banyak keringat yang keluar saat berolahraga, maka semakin bagus pula? Adanya hal tersebut membuat sebagian orang berolahraga secara berlebihan – ya, dengan harapan mereka bisa mengeluarkan lebih banyak keringat.

Faktanya, berkeringat tidak bisa menjadi patokan dalam berolahraga. Healthline juga menjelaskan bahwa berkeringat saat olahraga tidak sama dengan jumlah kalori yang dibakar ketika olahraga. Ada banyak faktor seseorang berkeringat, misalnya suhu, kelembapan, berat badan, genetik, dan lainnya.

Olahraga dan suhu tinggi menyebabkan tubuh akan memanas. Adanya suhu yang meningkat tersebut membuat tubuh merespons dengan berkeringat. Jadi, berkeringat saat olahraga merupakan cara tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh yang meningkat.

 

3. Olahraga Harus yang Lama!

Credit Image - cnnindonesia.com

Mitos berikutnya, yaitu olahraga harus dilakukan dalam waktu yang lama. Nyatanya, hal ini sangatlah salah, lho.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa berolahraga harus dilakukan dengan waktu yang lama. Karena dianggap perlu olahraga dalam durasi lama untuk mendapat manfaatnya, maka dari itu beberapa orang jadi enggan berolahraga. Padahal, faktanya tidak demikian.

Dilansir National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, untuk menjadi lebih aktif tidak perlu memakan waktu yang lama. Pada orang dewasa sehat, olahraga dengan intensitas sedang minimal 150 menit per minggu sudah sesuai rekomendasi ahli. Jangka waktu tersebut dapat dibagi menjadi dalam beberapa hari, misalnya menjadi 30 menit selama lima hari dalam seminggu.

 

4. Kalau Merasa Nyeri, Tandanya Olahraga Sudah Maksimal

Ada istilah "no pain no gain", sehingga berolahraga dianggap benar jika merasakan sakit atau nyeri setelah berolahraga. Padahal, olahraga tidak semestinya menimbulkan rasa sakit.

Heart and Stroke Foundation of Canada menjelaskan, apabila nyeri baru muncul sehari setelah melakukan olahraga, kemungkinan merupakan delayed onset muscle soreness (DOMS). Hal ini disebabkan adanya kerusakan otot mikroskopis sehingga menimbulkan rasa nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 2 hari.

Biasanya kondisi tersebut muncul karena baru pertama kali melakukan olahraga atau berlatih dengan otot yang jarang digunakan. Dengan berlatih terus-menerus akan membuat otot beradaptasi sehingga lebih sedikit merasakan nyeri otot.

Nyeri otot bukanlah tanda bahwa olahraga yang dilakukan makin bagus. Justru, nyeri yang dirasakan saat sedang berolahraga merupakan tanda bahwa ada yang tidak tidak benar. Jika nyeri muncul selama sedang berolahraga, maka olahraga harus dihentikan.

 

5. Aktivitas Fisik Paling Baik Dilakukan di Pagi Hari

Credit Image - lifestyle.kompas.com

Pagi hari merupakan waktu yang populer untuk berolahraga. Mungkin sebagian orang lebih menyukai mengawali aktivitas dengan melakukan olahraga atau karena sejuk. Meskipun begitu, olahraga boleh dilakukan selain pada pagi hari.

Menurut American Heart Association, waktu terbaik untuk berolahraga perlu disesuaikan dengan jadwal harian, sehingga olahraga bisa dilakukan dengan konsisten. Penting untuk mencari waktu yang sesuai dengan jadwal pribadi sehingga olahraga dapat dilakukan secara rutin.

Meskipun begitu, kamu diimbau untuk tidak olahraga mendekati jam tidur karena bisa membuat tubuh lebih berenergi, sehingga kamu akan sulit tidur.

 

6. Ingin Olahraga Semakin Optimal? Perhatikan Hal Ini!

Nah, kalau kamu sudah memahami berbagai mitos olahraga di atas, maka waktunya kamu mengetahui trik memaksimalkan olahraga, nih.

Alangkah baiknya jika kamu turut memerhatikan pola makan, seperti sarapan yang sehat sebelum beraktivitas, perhatikan porsi makan, konsumsi camilan secukupnya – dan disarankan ngemil yang sehat, serta pastikan kamu menyantap makanan sesuai olahraga untuk membantu otot cepat pulih.

Selain itu, cukupi pula kebutuhan cairan tubuh yang dapat membantu mencegah dehidrasi. Dilansir dari American College of Sports Medicine, direkomendasikan agar mencukupi kebutuhan cairan dengan rincian berikut:

  • Minum 2-3 cangkir air selama dua hingga tiga jam sebelum olahraga
  • Minum sekitar 1/2 hingga 1 cangkir air setiap 15 hingga 20 menit selama berolahraga.
  • Minum 1-3 cangkir air setelah olahraga untuk mengganti cairan yang hilang selama aktivitas fisik.

Dan yang tak kalah pentingnya, agar kegiatan fisik semakin maksimal, kamu juga perlu menjaga energi tubuh dengan rutin mendapat asupan vitamin dan mineral. Keduanya berperan penting dalam proses metabolisme untuk membentuk energi, lho.

Tak hanya dari makanan, vitamin dan mineral bisa diperoleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam multivitamin Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan metabolsime, sehingga tubuhmu mampu memperoleh energi yang maksimal. Dan pastinya vitamin C dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit, ya.

Jangan ditunda lagi. Yuk, segera dapatkan produk multivitamin Enervon Active dengan klik disini!

 

Jadi, kini kamu sudah mengetahui serba-serbi mitos mengenai olahraga, kan? Mulai sekarang, ada baiknya tidak perlu dipercaya lagi, ya.

 

 

Featured Image – shape.com

Source – idntimes.com