Di tengah usaha dalam memerangi Covid-19, pada akhirnya Indonesia dapat memproduksi vaksinnya sendiri yang diberi nama IndoVac. Belum lama ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin yang dikembangkan oleh PT. Bio Farma bersama Baylor College of Medicine tersebut.

Seperti diketahui, ancaman virus corona masih tetap ada. Untuk itu, mendapat vaksinasi sekaligus mematuhi protokol kesehatan sangat penting dilakukan, apalagi berbagai subvarian baru masih terus terdeteksi.

Kembali pada bahasan mengenai vaksin IndoVac, bagaimana dengan efektivitasnya? Berikut ini deretan faktanya yang perlu diketahui!

 

 

1. IndoVac Ampuh Lebih dari 90 Persen

Credit Image - detik.com

IndoVac memiliki kandungan zat aktif rekombinan receptor-binding domain (RBD) protein S SARS-CoV-2. Sesuai dengan syarat EUA, BPOM telah melakukan evaluasi khasiat, keamanan, dan mutu vaksin IndoVac, dengan syarat internasional dan pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Dengan pertimbangan terhadap aspek keamanan, efikasi/imunogenisitas, mutu, dan pemenuhan CPOB, BPOM telah menyetujui penerbitan EUA vaksin Indovac dengan indikasi sebagai imunisasi aktif untuk pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 pada individu berusia 18 tahun ke atas.

IndoVac diberikan dalam dua dosis (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari. BPOM mencatat bahwa dari uji klinis fase 3, antibodi netralisasi IndoVac adalah 92,5 persen dibanding vaksin protein subunit sebagai pembanding (87,09 persen). Selain itu, efek samping IndoVac tergolong ringan, yaitu nyeri lokal dan nyeri otot.

 

2. Dapat Beradaptasi ke Strain Covid-19 Lainnya

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, menjelaskan bahwa BCM menyediakan bibit vaksin, sementara Bio Farma mengembangkan vaksin IndoVac dengan platform protein rekombinan sub-unit berbasis ragi.

Penggunaan platform teknologi vaksin IndoVac sangat menguntungkan. Platform teknologi protein rekombinan ini juga memiliki benefit lain, yaitu dapat diadaptasi ke varian (strain) baru Covid-19.

Sementara keluar menjelang akhir September, Honesti mengatakan bahwa sejak Juli 2022, Bio Farma terus berkomunikasi dengan BPOM untuk memenuhi data-data yang dibutuhkan. Semua demi EUA IndoVac yang diterbitkan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

 

3. Produksinya Mencapai Jutaan Dosis

Credit Image - halopedeka.com

Selain EUA, BPOM mengiyakan bahwa vaksin IndoVac telah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Setelah memperoleh izin-izin tersebut, Honesti mengatakan bahwa Bio Farma siap memproduksi IndoVac.

Dalam tahap awal, Bio Farma diprakirakan akan memproduksi maksimal 20 juta dosis IndoVac. Lalu, jumlah ini disebut akan naik menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 seiring penambahan fasilitas produksi.

Selanjutnya, kapasitas produksi diproyeksikan naik menjadi 100 juta dosis per 2024, mengikuti kebutuhan dan permintaan.

 

4. Digunakan untuk Booster dan Vaksin Covid-19 Anak

EUA ini menjelaskan bahwa IndoVac bisa digunakan untuk individu berusia 18 tahun ke atas. Namun, Bio Farma tak berhenti sampai situ. Honesti mengatakan bahwa uji klinis untuk vaksin booster IndoVac telah dilakukan sejak 1 September 2022 setelah mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis/PPUK dari BPOM.

Uji klinis booster IndoVac dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin (Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung) dan RS Prof. I.G.N.G. Ngoerah l, Bali (Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Udayana). Demi membuktikan keamanan dan efikasinya, uji klinis booster IndoVac melibatkan 900 orang berusia 18 tahun ke atas.

 

5. Dari Indonesia Hingga COVAX

Credit Image - republika.co.id

IndoVac diproduksi oleh PT Bio Farma yang berkolaborasi dengan Baylor College of Medicine (BCM) di Amerika Serikat. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 80 persen, IndoVac diproduksi asli Indonesia, mulai dari hulu hingga hilir.

TKDN tinggi ini berdampak positif pula terhadap perekonomian tanah air dengan penyerapan tenaga kerja dan bahan baku lokal serta riset dan pengembangan yang melibatkan anak-anak bangsa. Bio Farma sekaligus menyatakan ambisinya untuk menjajaki pasar ekspor vaksin ke seluruh dunia.

Saat ini, Bio Farma telah mendaftarkan IndoVac ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Jika disetujui, IndoVac bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme COVAX.

 

6. Setelah Vaksin, Menguatkan Imunitas Masih Harus Dilakukan

Meski sudah diberikan vaksinasi, menjaga kekebalan juga harus tetap dilakukan. Kamu disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, dimulai dari istirahat cukup, tetap berolahraga, mengelola stres dengan baik, menjaga kebersihan diri, serta memaksimalkannya dengan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap yang bisa menjaga kekebalan tubuh secara optimal.

Untuk multivitamin, namun sebaiknya apa suplemen yang dikonsumsi? Kamu direkomendasikan meminum multivitamin Enervon-C

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat meminum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent – dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Jika kandungan vitamin C-nya dapat membantu menjaga kekebalan, nah, kandungan vitamin B kompleks di dalam Enervon-C dapat mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.

Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera membelinya di official store di e-commerce, atau langsung klik di sini, ya!

 

Jadi, itulah deretan fakta vaksin IndoVac yang merupakan vaksin hasil produksi Indonesia.

 

 

Featured Image – kabarbumn.com

Source – idntimes.com