Oh, Jadi Ini Lho Penyebab Virus dapat Terus Bermutasi!
Mengapa sih virus dengan mudahnya bermutasi? Mungkin, ini kerap dipertanyakan mengingat Covid-19 yang terus melahirkan varian dan subvariant terbaru. Sebenarnya, mutasi pada virus memang wajar saja terjadi, lho.
Mutasi virus adalah perubahan struktur dan genetik virus. Proses ini dapat terjadi ketika virus sedang memperbanyak diri di dalam sel tubuh inangnya, baik itu manusia maupun hewan.
Virus sendiri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada bakteri. Meski demikian, virus maupun bakteri sama-sama menjadi penyebab infeksi atau penyakit pada manusia.
Ada pun beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu:
- Flu
- Campak
- Hepatitis B dan C
- Cacar air
- Demam berdarah
- Covid-19
Lantas, mengapa virus dapat bermutasi? Untuk mengetahui jawabannya, simak informasinya di bawah ini!
Alasan Virus Bermutasi
Credit Image - hmetro.com.my
Virus bertahan hidup dengan cara menempel pada sel inang. Selama berada di dalam tubuh manusia atau hewan yang menjadi inangnya, virus akan terus berkembang biak dengan menyalurkan materi genetik, baik RNA maupun DNA, ke sel sehat dalam tubuh inangnya.
Setelah materi genetik virus masuk ke dalam sel inang, virus akan menguasai dan merusak sel tersebut. Namun, pada manusia, proses ini bisa dihambat oleh sistem kekebalan tubuh.
Agar dapat bertahan hidup, virus harus beradaptasi dengan selalu bermutasi untuk mengelabui sistem kekebalan tubuh inangnya. Setelah virus bermutasi, sistem kekebalan tubuh akan lebih sulit mengenali virus, sehingga virus dapat tetap bertahan dan menyerang sel inangnya.
Tak hanya untuk mengelabui sistem imunitas, proses mutasi virus juga dapat membuat virus semakin kuat dan lebih mudah berkembang biak. Mutasi virus pun dapat membuat virus berpotensi menyebabkan penyakit baru, misalnya Covid-19.
Meski demikian, virus kadang juga bisa dirangsang untuk bermutasi agar lebih lemah. Proses ini umumnya dilakukan di laboratorium, dengan intervensi manusia. Mutasi virus agar menjadi lebih lemah ini biasanya dilakukan dalam proses pengembangan vaksin.
Bagaimana dengan Mutasi Virus Corona?
Credit Image - liputan6.com
Seperti diketahui, salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus adalah Covid-19. Virus corona penyebab penyakit Covid-19 merupakan jenis virus RNA. Jika dibandingkan virus DNA, virus RNA memang cenderung lebih cepat bermutasi.
Selama beberapa bulan terakhir, virus corona yang baru muncul di akhir tahun 2019 ini diketahui telah mengalami mutasi. Akan tetapi, pengaruh mutasi virus tersebut terhadap tingkat keparahan penyakit, kecepatan penularan virus, serta pengembangan vaksin masih belum dianggap signifikan hingga memerlukan perhatian khusus.
Namun, mulai di penghujun tahun 2020 hingga 2021, WHO telah melaporkan ada beberapa jenis varian virus corona terbaru yang perlu diwaspadai (variant of concerns), yaitu varian Alpha, Beta, Delta, hingga Omicron yang terus melahirkan subvarian terbaru – termasuk XBB.
Saat ini, vaksin Covid-19 pun sudah tersedia, masyarakat juga banyak yang sudah memperolehnya secara lengkap hingga booster. Tak perlu khawatir, vaksin yang dikembangkan pun masih efektif untuk merangsang sistem imun dalam melawan virus corona yang telah mengalami mutasi.
Vaksin Dapat Melindungi Infeksi Virus, Tapi Langkah Perlindungan Lainnya Jangan Dilupakan!
Credit Image - stikestelogorejo.ac.id
Sudah disebutkan bahwa vaksin menjadi salah satu kunci penting dalam menurunkan risiko penularan virus corona. Vaksin dapat membentuk antibodi agar virus tidak mudah menyerang tubuh.
Meski sudah mendapat vaksin, tetapi masyarakat diimbau untuk tetap menjalani protokol kesehatan, seperti memakai masker, rajin cuci tangan, hingga menjaga jarak. Ini dilakukan mengingat subvariant virus corona masih terus ditemukan.
Selain menerapkan protokol kesehatan, sekaligus mendapat vaksin — tak boleh dilupakan, menjaga imunitas tubuh juga mesti dijalani. Bagaimana caranya?
Mudahnya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Selain itu, penuhi juga kebutuhan vitamin harian — terutama vitamin C yang berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Vitamin yang satu ini juga bisa didapat dengan rutin mengonsumsi suplemen multivitamin.
Direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang kombinasinya dapat menjaga energi tubuh agar tidak mudah lelah.
Kandungan vitamin B kompleks dalam multivitamin Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan metabolsime, sehingga tubuhmu mampu memperoleh energi yang maksimal. Dan pastinya vitamin C dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit, ya.
Jangan ditunda lagi. Yuk, segera dapatkan produk multivitamin Enervon Active dengan klik disini!
Jadi, itulah alasan mengapa virus bisa terus bermutasi. Untuk menghindari risiko terinfeksi virus penyebab penyakit, terus lakukan pencegahan, seperti menjalani prokes dan menjaga kekebalan tubuhmu, ya.
Featured Image – wexnermedical.osu.edu
Source – alodokter.com