Seperti diketahui, diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang punya risiko berbahaya, hingga menyebabkan kematian. Jumlah penderitanya pun semakin meningkat setiap tahunnya. WHO memperkirakan sebanyak 422 juta orang di seluruh dunia mengalami penyakit ini.

Diabetes pun disebabkan beberapa faktor, seperti salah satunya obesitas. Untuk itu, penting sekali mengenali penyebabnya – sekaligus mengendalikan dan mengontrol faktor risiko tersebut, sehingga diabetes dapat diminimalisir.

 

 

Diabetes di Indonesia

Credit Image - alodokter.com

Sekitar 1 dari 10 orang dewasa di Indonesia hidup dengan diabetes. Dokter Dicky Levenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD menyampaikan, kurang lebih 19 juta sampai 20 juta penduduk Indonesia mengalami diabetes. Namun, jumlah tersebut masih belum seluruhnya, sebab sekitar 86 persen kasus diabetes tidak terdiagnosis. 

Sekitar 70 persen dari jumlah yang terdiagnosis diabetes dan sudah berobat mengalami diabetes yang tidak terkontrol. Hal tersebut meningkatkan risiko komplikasi kronis, di antaranya penyakit kardiovaskular, masalah pada mata, masalah pada ginjal, hingga gangguan saraf tepi.

 

Mengenali Faktor Risiko Diabetes

Maka dari itu, penting untuk mengenali faktor risiko diabetes karena proses perjalanan penyakitnya cukup panjang. Dimulai dari seseorang memiliki risiko, kemudian mengalami resistansi insulin. Biasanya kondisi ini banyak ditemui pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga diabetes, obesitas, hipertensi, atau dislipidemia.

Ketika mulai terjadi gangguan produksi insulin, maka mulai terjadi kondisi pradiabetes, yaitu ketika kadar gula darah sudah cukup tinggi namun belum masuk kategori diabetes.

Jika prediabetes tidak ditangani dengan baik, maka ini dapat berlanjut menjadi diabetes stadium dini atau early diabetes. Biasanya diabetes stadium dini belum mengalami komplikasi.

Apabila tidak dikelola dengan baik, maka dapat berkembang dan mengalami komplikasi sampai terjadi komplikasi akhir, seperti cuci darah dan lainnya. Proses tersebut dapat berjalan bertahun-tahun, tergantung dari tingkat keparahan diabetes. Oleh karena itu, penting untuk mengenali sedini mungkin dan mengontrol faktor risikonya sehingga dapat mencegah diabetes dan komplikasinya.

 

Penyebab yang Tak Dikontrol dapat Meningkatkan Risiko Diabetes

Credit Image - israel21c.org

Sepertiga populasi di Indonesia mengalami obesitas, prediabetes, dislipidemia, dan hipertensi. Apabila faktor risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengalami diabetes dan komplikasinya. 

Adapu salah satu yang penting yaitu masalah obesitas. Sebab, makin meningkat indeks massa tubuh, maka makin tinggi risiko diabetes. Selain itu, sekitar 70 persen pasien diabetes di Indonesia mengalami overweight atau kelebihan berat badan.

 

Obesitas Menjadi Salah Satu Penyebab Diabetes

Cara mengetahui apakah berat badan termasuk kategori obesitas dapat menggunakan perhitungan indeks massa tubuh (IMT). Untuk kriteria Asia, apabila hasil perhitungan indeks massa tubuh lebih dari 23, maka itu masuk kategori overweight. Apabila hasilnya di atas 25, ini dikategorikan obesitas.

Selain melalui perhitungan indeks massa tubuh, obesitas juga dapat diketahui dari pengukuran lingkar perut. Lingkar perut idealnya yaitu kurang dari 80 sentimeter (cm) untuk perempuan dan kurang dari 90 cm untuk pria. Apabila lebih dari nilai tersebut, maka termasuk kategori obesitas sentral.

Sekitar 1 dari 3 penduduk Indonesia mengalami obesitas. Obesitas tidak hanya masalah berat badan saja, melainkan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.

Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan pengeluaran energinya. Penyebabnya antara lain pola makan yang tidak sehat, seperti banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori dan banyak mengonsumsi makanan manis.

Jika jumlah energi yang tersimpan lebih banyak daripada yang dikeluarkan, maka energi akan disimpan dalam bentuk sel lemak. Jumlah sel lemak yang berlebih dapat meningkatkan produksi sitokin pro-inflamasi atau peradangan yang sifatnya ringan namun terjadi terus-menerus. Peradangan tersebut dapat menimbulkan gangguan di berbagai organ, termasuk pankreas sehingga menyebabkan diabetes.

 

Untuk itu, Terapkan Pola Makan yang Sehat

Credit Image - blog.nasm.org

Obesitas menjadi salah satu penyebab diabetes yang berbahaya. Untuk itu, menerapkan pola makan sehat, sehingga berat badan dapat terkontrol dengan baik. Penerapan pola makan sehat sangat dianjurkan. Apa saja yang perlu dilakukan?

  1. Ada baiknya memilih makanan yang lebih sehat. Nah, contoh makanan sehat yang dapat kamu nikmati yaitu sayur-mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, telur, serta daging ayam dan sapi tanpa lemak.
  2. Perhatikan cara mengolah makanan. Coba masak dengan minyak sedikit, tidak merebus sayur terlalu lama – dan disarankan memilih bahan pangan segar daripada yang sudah dikemas atau diolah.
  3. Makan secukupnya. Porsi makan yang besar menyebabkan asupan kalori yang juga besar. Jika kalori ini tidak digunakan sebagai energi untuk beraktivitas, bisa jadi lemak di tubuh.
  4. Konsumsi camilan sehat. kamu perlu makan sesuai dengan waktunya, bukan ketika sangat kelaparan atau saat perut masih penuh. Namun, jika kamu merasa lapar tapi belum waktunya makan siang atau malam, maka konsumsi camilan juga direkomendasikan, lho. Namun, pilihlah camilan secara cermat supaya tidak membuat asupan kalorimu melebihi batasan yang direkomendasikan.
  5. Makan secara perlahan. Kebiasaan makan sehat juga mencakup bagaimana cara kamu menyantap makan. Supaya lebih nikmat, kamu tentu harus fokus dengan makanan yang sudah disajikan dan makan dengan tenang. Dengan begitu, kamu dapat mengunyah makanan lebih baik dan tahu kapan waktunya harus berhenti makan.

Yang tak kalah pentingnya dalam penerapan pola makan sehat, kamu juga harus mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Selain menjaga kesehatan, kedua nutrisi tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuh serta membentuk energi tubuh untuk beraktivitas seharian.

Selain dari asupan makanan bergizi, termasuk sayur dan buah-buahan, kamu dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan rutin mengonsumsi rangkaian multivitamin Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas!

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Obesitas memang dikenal menjadi salah satu faktor yang menyebabkan diabetes. Untuk itu, menerapkan pola hidup sehat – sekaligus mengontrol faktor risiko diabetes sejak dini wajib dilakukan.

 

 

Featured Image – diabetes.co.uk

Source – idntimes.com