Sejak pandemi berlangsung, istilah long Covid pasti sudah familiar di telingamu, kan? Kondisi ini merupakan sekumpulan gejala berkelanjutan yang bisa dialami seeorang setelah pulih dari infeksi virus corona.

Gejala yang dialami pun beragam, salah satunya yang paling kerap diderita, yaitu kabut otak atau brain fog.

Jika kamu mengalami kabut otak setelah dinyatakan pulih dari Covid-19, mungkin kamu akan bertanya-tanya, kapan kondisi ini akan segera menghilang, ya? Sayangnya, sampai sekarang para dokter dan ilmuwan pun masih terus menggali mengenai hal ini.

Sebagai gambaran informasi yang perlu kamu ketahui, berikut hal-hal mengenai brain fog akibat Covid-19. Yuk, simak ulasannya!

 

 

Brain Fog: Gejala Berkepanjangan Akibat Covid-19

Credit Image - bangkokhospital.com

Brain fog sebenarnya bukanlah suatu istilah medis atau ilmiah, melainkan istilah untuk menggambarkan kondisi saat pemikiran menjadi lamban, kabur, dan tidak tajam. Kita semua pernah mengalaminya, seperti saat sedang sakit, jet lag, atau minum obat.

Sering kali, kamu hanya perlu menunggu beberapa saat untuk pikiran kembali normal. Namun, bagaimana jika pemikiranmu tidak kembali normal dalam jangka waktu yang lama?

Brain fog adalah salah satu gejala long Covid yang mungkin terjadi. Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Infectious Diseases tahun 2022, diperkirakan 43 persen orang yang pernah terinfeksi virus corona di seluruh dunia mengalami beberapa bentuk long Covid. Peneliti juga menemukan bahwa masalah dengan memori adalah gejala jangka panjang kedua yang paling sering dilaporkan setelah kelelahan.

 

Cara Covid-19 Memengaruhi Otak

Covid-19 dapat merusak otak dengan berbagai cara. Dijelaskan laman Harvard Health Publishing, beberapa efeknya bisa menghancurkan, seperti ensefalitis, stroke, dan kekurangan oksigen ke otak. Sebagian lagi bisa lebih halus, seperti penurunan kemampuan dalam perhatian secara terus-menerus.

Selain efek langsung pada otak, virus corona juga menyebabkan efek jangka panjang pada sistem organ lain, seperti pada paru-paru, jantung, ginjal, atau organ lainnya.

Gejala yang mungkin ditimbulkan dari kerusakan organ ini meliputi kelelahan, nyeri tubuh, ketidakmampuan untuk berolahraga, sakit kepala, dan kesulitan tidur. Kerusakan organ atau gejala ini kemudian dapat mengganggu pemikiran dan memori dan menyebabkan brain fog.

 

Durasi Brain Fog Belum Dapat Diprediksi

Credit Image - lifespan.org

Masih belum jelas berapa lama gejala brain fog dapat berlangsung. Penelitian untuk hal ini masih terus dilakukan. 

Sebuah studi dalam jurnal The Lancet tahun 2021 yang melibatkan lebih dari 3.000 orang dari 56 negara menemukan bahwa 88 persen responden memiliki masalah dengan kognisi atau memori setelah terinfeksi Covid-19.

Gejala tersebut meningkat dalam beberapa bulan pertama setelah gejala berkembang dan kemudian mulai berkurang. Pada awal bulan ke-7 setelah gejala berkembang, sebanyak 55,5 persen responden melaporkan masalah kognitif. Juga, sebanyak 50,5 persen masih melaporkan masalah dengan memori.

Studi lain yang dimuat dalam jurnal BMJ Open tahun 2021 melaporkan bahwa brain fog muncul dalam beberapa bulan pertama setelah mengembangkan gejala Covid-19. Peneliti menindaklanjuti penelitian dengan mengirimkan email kepada peserta 4 sampai 6 bulan setelah evaluasi awal mereka. Hasilnya, sebanyak 65 persen merasa gejala kabut otak mereka berangsur membaik.

 

Brain Fog Bisa Picu Penurunan Kualitas Hidup

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology tahun 2022 meneliti progres pemulihan individu dengan long Covid dan gejala neurologis seperti brain fog. Peserta yang terlibat dalam penelitian ini pernah terinfeksi virus corona 11 hingga 18 bulan sebelumnya.

Setelah evaluasi awal, peneliti menindaklanjuti peserta selama 6 hingga 9 bulan. Pada tahap tindak lanjut, peserta tidak melaporkan perubahan signifikan pada brain fog dibandingkan dengan evaluasi awal.

Meskipun demikian, peserta merasa seolah-olah fungsi kognitif mereka meningkat. Namun, para peneliti masih mencatat bahwa ukuran kualitas hidup peserta penelitian masih lebih rendah daripada populasi umum.

 

Cara Mengatasi Brain Fog

Credit Image - friscofreshmarket.com

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi brain fog dikutip dari laman Harvard Health Publishing:

  • Lakukan latihan aerobik. Mulai perlahan dengan dua hingga tiga menit latihan beberapa kali sehari. Selanjutnya, tingkatkan intensitas hingga 30 menit sehari, lima hari seminggu.
  • Terapkan diet ala Mediterania. Diet sehat ala Mediterania yang melibatkan konsumsi minyak zaitun, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian telah terbukti meningkatkan pemikiran, memori, dan kesehatan otak.
  • Hindari konsumsi alkohol. Alkohol dapat memengaruhi otak secara negatif. Menghindari alkohol bisa memberikan otak kesempatan terbaik untuk sembuh.
  • Tidur nyenyak. Tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk menjaga fungsi otak dan tubuh secara keseluruhan.
  • Terlibat dalam kegiatan sosial. Terlibat dalam kegiatan sosial bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati dan pemikiran.

Selain itu, menjaga kesehata otak juga dapat kamu lakukan dengan mengonsumsi vitamin, seperti vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C. Untuk memperoleh asupannya, kamu direkomendasikan mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti dari Enervon Active.

Enervon Active memiliki kandungan lengkap, seperti non-acidic Vitamin C 500 gram, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kombinasi kandungan vitamin C dan zinc akan membantu menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak gampang sakit. Kandungan non-acidic vitamin C di dalam Enervon Active juga aman dikonsumsi kamu yang punya masalah perut sensitif – jadi, tak perlu takut lambung menjadi nyeri, ya!

Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan mengoptimalkan proses metabolisme untuk mengubah makanan menjadi energi yang lebih tahan lama, sehingga kamu gak gampang lelah ketika beraktivitas.

Untuk mendapatkan produk Enervon Active, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia.

 

Gejala kabut otak atau brain fog merupakan salah satu kondisi long Covid yang kerap dialami. Permasalahan ini dapat membaik secara bertahap seiring berjalannya waktu. Namun, jika tak kunjung membaik, segera hubungi dokter, ya!

 

 

Featured Image – fortune.com

Source – idntimes.com