Pernah mendengar paru-paru bolong? Nah, dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan istilah pneumotoraks.

Ketika seseorang menderita pneumotoraks, paru-paru miliknya kolaps. Dilansir dari CNN Indonesia, kondisi tersebut terjadi ketika udara bocor – kemudian masuk ke ruang antara paru-paru dan dinding dada. Udara yang bocor ini akan terdorong ke luar paru-paru, sehingga menyebabkan organ tersebut ambruk.

Pneumotoraks termasuk golongan masalah kesehatan yang berbahaya. Biasanya, gejala utamanya ditandai dengan kesulitan bernapas. Jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, maka dapat berakibat fatal hingga kematian.

 

 

Gejala Paru-Paru Bolong yang Perlu Diwaspadai

Credit Image - mitrakeluarga.com

Hal paling umum yang akan kamu rasakan saat paru-paru bolong adalah nyeri dada yang muncul tiba-tiba. Rasa nyeri ini juga akan diikuti dengan sesak napas. Tapi, tingkat keparahan tergantung pada seberapa banyak paru-paru yang kolaps atau seberapa besar bolong di paru-paru. Dikutip dari CNN Indonesia, gejala lainnya juga bisa muncul, yakni sebagai berikut:

  • Rasa sakit yang tajam ketika menghirup udara
  • Tekanan di dada yang semakin memburuk dari waktu ke waktu
  • Bibir dan kulit menjadi kebiruan
  • Detak jantung meningkat
  • Merasa bingung dan pusing
  • Hilang kesadaran hingga koma

 

Penyebab Paru-Paru Bolong

Credit Image - alodokter.com

Penyakit paru-paru bolong tak muncul tanpa sebab. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penyakit ini, salah satunya kebiasaan sehari-hari yang dijalani. Penyebab paru-paru bolong dibagi dalam beberapa kelompok. Berikut di antaranya.

1. Pneumotoraks Spontan Primer (PSP)

Penyakit paru-paru bolong tidak pandang bulu ketika menyerang seseorang. Kamu yang tidak memiliki riwayat penyakit masalah pada paru-paru pun bisa mengalami kondisi ini. Beberapa orang yang berisiko mengalami pneumotoraks spontan primer di antaranya:

  • Perokok
  • Pria berperawakan tinggi
  • Orang berusia 1534 tahun
  • Orang dengan riwayat keluarga pneumotoraks

Faktor risiko terpenting yang terkait dengan PSP adalah merokok. Sebuah ulasan di jurnal medis BMJ mencatat bahwa pria yang merokok tembakau 22 kali lebih mungkin mengembangkan PSP daripada bukan perokok. Wanita yang merokok tembakau sembilan kali lebih mungkin mengembangkan PSP dibandingkan bukan perokok.

 

2. Spontan Sekunder

Pneumotoraks spontan sekunder (SSP) terjadi karena berbagai penyakit dan gangguan paru-paru. Gejalanya biasanya lebih serius dan lebih mungkin menyebabkan kematian. Penyakit paru-paru yang dapat meningkatkan risiko pneumotoraks meliputi:

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Fibrosis kistik
  • Asma yang tidak terkontrol
  • Endometriosis toraks
  • Fibrosis paru
  • Kanker paruparu dan sarcoma yang melibatkan paru-paru
  • Menghirup benda asing
  • Campak

 

3. Pneumotoraks Traumatik

Pneumotoraks traumatik bisa muncul karena cedera di dada. Misalnya, saat kamu mengalami cedera patah tulang rusuk. Titik tajam tulang yang patah dapat menusuk dinding dada dan merusak jaringan paru-paru. Penyebab lainnya termasuk cedera olahraga, kecelakaan mobil, dan luka tusukan.

Pneumotoraks traumatik dapat terjadi bahkan jika tidak ada luka yang terlihat di dada. Hal ini biasa terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma akibat ledakan.

 

Tips Menjaga Kesehatan Paru-Paru

Credit Image - linksehat.com

Seperti yang sudah disebutkan bahwa paru-paru bolong dapat disebabkan oleh pola hidup – atau kebiasaan sehari-hari. Maka dari itu, pastikan kamu sudah memiliki kebiasaan sehat, seperti rutin mengonsumsi vitamin, seperti vitamin B kompleks dan vitamin C.

Sudah diketahui bahwa fungsi vitamin C punya kaitan erat dengan nutrisi yang dapat meningkatkan sistem imun, serta dapat membantu menangkal berbagai penyakit, seperti flu maupun pilek. Kamu pun sudah tahu akan hal yang satu ini, kan? Namun, lebih dari itu, vitamin ini juga dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru, lho.

Kandungan antioksidan di dalam vitamin C berperan penting dalam menghindari permasalahan paru-paru. Selain itu, fungsi vitamin C juga diyakini dapat mencegah – dan mengendalikan gejala asma. Pastikan kamu sudah rutin mendapat asupan vitamin ini agar manfaatnya dapat dirasakan, ya.

Sementara itu, fungsi vitamin B kompleks juga tidak kalah pentingnya dalam menjaga kesehatan organ paru-paru, nih. Ini berkaitan dengan vitamin B9 – atau asam folat yang dapat membantu melindungi paru-paru dari berbagai penyakit, seperti emfisema, bronkitis kronis, beberapa bentuk asma, dan juga pneumonia – termasuk yang disebabkan oleh virus corona.

Lalu, ada pula fungsi vitamin B6 yang juga sering dikaitkan dengan perannya untuk membantu fungsi paru-paru menjadi lebih baik secara keseluruha, sekaligus memberikan perlindungan sehingga risiko kanker paru bisa diminimalisir.

Untuk itu, pastikan kamu sudah mendapatkan kedua asupan vitamin tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.

Kedua vitamin ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi sejumlah sumber makanan. Untuk vitamin C dapat didapati dari buah jeruk, kiwi, mangga, pepaya, jambu biji, brokoli, paprika, kale, cabai, dan juga tomat. Sementara itu, vitamin B kompleks bisa diperoleh dari seafood – seperti ikan, kerang, dan tiram, susu dan produk olahannya, telur, gandum, dan biji-bijian.

Selain dari makanan, kedua asupan vitamin tersebut dapat kamu peroleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas.

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Jadi, itulah tanda-tanda serta penyebab kondisi paru-paru bolong yang perlu diketahui. Selalu waspada akan masalah kesehatan satu ini, karena dapat menimbulkan risiko fatal!

 

 

Featured Image – health.detik.com

Source – cnnindonesia.com