Dalam hal mengasuh anak, multitasking dianggap sebagai keterampilan yang membanggakan banyak orang tua. Namun permasalahan muncul saat kita sebagai orang tua, telah melakukan banyak hal dalam mengasuh anak secara sekaligus tetapi tidak sebaik yang diperkirakan. Hasilnya, tugas-tugas mendidik anak dapat memicu stress sehingga mengenyampingkan rasa kasih sayang dan perhatian penuh. Itulah mengapa, orang tua saat ini memerlukan pola mindful parenting kepada anak-anaknya agar tumbuh kembang selalu diiringi perhatian penuh. Yuk pahami prinsip mindful parenting serta bagaimana cara tepat untuk menerapkannya.

Apa itu Mindful Parenting?

Sebagian besar orang tua mencoba untuk selalu terlibat dalam mindful parenting. Artinya dengan hadir sepenuhnya bersama anak-anak, bebas dari distraksi, dan mengedepankan pikiran yang lembut dan terbuka. Kita tahu, pernyataan ini lebih mudah diucapkan daripada praktik sesungguhnya. Namun hasil dari mencurahkan perhatian penuh pada anak, orang tua menjadi lebih mindful, sadar, dan pengertian dalam mengasuh anak-anak tercintanya.

Mindful parenting artinya orang tua komitmen secara berkelanjutan untuk ‘hadir’ pada momen tertentu. Misalnya, memperhatikan anak, mengontrol perasaan sendiri saat berkonflik dengan anak, memikirkan jawaban yang tepat, hingga mendengarkan pendapat anak meski berbeda dengan orang tua. Parenting style ini merupakan cara terbaik daripada mengedepankan emosi dan amarah yang meledak-ledak.
 

Moms and Dads, pendekatan pengasuhan yang mindful atau penuh perhatian ini memerlukan jeda untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak. Termasuk apakah anak menangis karena lapar, mengantuk, rasa takut, atau karena sesuatu yang lain. Tanggapi kondisi yang dihadapi anak ini dengan cara yang tepat, penuh kasih, dan tidak menghakimi. 

Prinsip Mindful Parenting yang Perlu Diketahui

Ada beberapa prinsip atau komponen utama dari mindful parenting yang perlu diketahui:

1. Mendengarkan (Listening)

Listening adalah salah satu prinsip utama penerapan pola pengasuhan anak yang terbuka. Ya, orang tua benar-benar mampu mendengarkan anak dengan penuh perhatian. Mendengarkan bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, sehingga orang tua membutuhkan banyak kesabaran dan latihan, terlebih saat menghadapi anak balita.

2. Penerimaan yang Tidak Menghakimi

Maksudnya adalah menerima dan memahami situasi dengan mengenyampingkan perasaan orang tua atau anak. Artinya, Moms and Dads mampu menerima apapun yang dilakukan si anak tanpa menghakiminya sedikit pun. Sikap non-judgmental ini melibatkan kemampuan melepaskan ekspektasi tidak realistis pada anak, sehingga orang tua menerima diri anak apa adanya.

3. Kesadaran Emosional (Emotionally Aware)

Prinsip yang harus dipegang untuk menerapkan mindful parenting adalah kesadaran emosional yang kuat. Ini adalah kunci untuk mendidik anak agar melakukan hal yang sama saat menghadapi berbagai situasi. Misalnya saat anak marah, terima bahwa anak sedang merasakan marah dan tanyakan apa penyebabnya. Jika anak sedang bahagia, Moms and Dads perlu menanyakan seperti apa perasaannya dan hal yang membuatnya senang. Cara sederhana ini membuat bonding kuat antara orang tua dan si kecil mengenai emosi satu sama lain.

4. Regulasi Diri (Self Regulation)

Artinya orang tua tidak membiarkan emosi yang sedang alami mendorong reaksi langsung, seperti berteriak atau marah. Sebagai orang tua yang mindfulness, beri regulasi pada diri sendiri dengan memikirkan tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi perilaku anak.

5. Kasih Sayang

Pola asuh anak yang penuh perhatian ini selalu mendorong parents untuk lebih mencurahkan belas kasih. Meskipun tindakan dan sifat anak yang kadang menjengkelkan, namun dengan prinsip kasih sayang, maka dapat dikendalikan dengan baik. Sebabnya, saat mengasuh anak, orang tua melibatkan empati dan memahami posisi anak saat itu.  

Cara Menerapkan Pengasuhan Anak Secara Mindful

1. Mendapat Dukungan dari Orang Sekeliling

Untuk mencegah kewalahan dan stress yang sulit diatur secara emosional, cobalah untuk mengendalikan situasi menjadi tidak berlebihan. Jadilah orang tua yang tenang serta bijak dalam membagi tanggung jawab mengasuh anak secara adil.

Dapatkan dukungan dari teman dan keluarga saat benar-benar membutuhkan. Moms dapat meminta bantuan orang di sekeliling untuk menjaga anak saat sibuk kerja atau memerlukan sejenak waktu untuk me time.

2. Sering Bertanya pada Anak dan Hindari Interupsi

Seringlah bertanya pada anak tentang situasi yang sedang mereka hadapi. Moms and Dads memang tidak akan selalu setuju dengan jawaban si kecil. Namun pahami bahwa logika mereka sedang dalam masa perkembangan sehingga terkesan tidak masuk akal. Meskipun apa yang si kecil ungkapkan salah, biarkan mereka mengekspresikan perasaannya secara terbuka. Hal yang terpenting, buat anak selalu merasa didengarkan.

3. Meminta Maaf Setelah Melakukan Kesalahan

Saat dalam kondisi frustasi atau telah melakukan suatu kesalahan, tindakan sederhana yang perlu orang tua perlihatkan adalah keberanian meminta maaf. Mengakui kesalahan dan meminta maaf terhadap orang lain akan membantu meringankan perasaan bersalah. Ini adalah cara terbaik untuk mencontohkan anak berupa perilaku positif minta maaf yang kadang sulit dilakukan setelah melakukan kesalahan. 

 


Sudahkah Moms and Dads mempersiapkan metode pendidikan mindful bagi anak generasi alfa? Salah satu faktor keberhasilan yang tidak boleh dilupakan dalam menjalankan pola pengasuhan di atas adalah memastikan orang tua memiliki tubuh yang sehat dan bugar agar anak juga sehat. 

Konsumsi suplemen Enervon Effervescent untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan energi harian. Selain membantu menjaga daya tahan tubuh, tambahan makan ini juga membantu menangkal radikal bebas dengan kandungan multivitamin dan mineral yang baik dikonsumsi setiap hari. Mulai dari vitamin C, Niacinamide, hingga vitamin B kompleks akan mendukung tubuh tetap aktif dan menjaga momen berharga #DemiKeluarga. Pastikan beli produk yang asli dengan mengakses Tokopedia atau Shopee sekarang juga.