Tingginya usia produktif di Indonesia ikut memengaruhi fenomena di dunia kerja. Job hopping adalah kegiatan berpindah-pindah tempat kerja dalam jangka waktu pendek, misalnya 1-2 tahun. Beberapa pekerja bahkan tidak hanya berpindah perusahaan saja, tapi juga suka mencoba posisi yang berbeda dari pengalaman yang dimilikinya selama ini. Fenomena ini cukup menimbulkan keresahan bagi sebagian orang karena masih tingginya angka pengangguran. Termasuk pemberi kerja yang perlu terus mengadakan rekrutmen.

Job hopper atau orang yang melakukan job hopping umumnya datang dari pekerja muda yang ingin menjelajahi dunia kerja dengan kemampuan yang dimilikinya. Sebenarnya mereka tidak melakukan kesalahan selama tidak melanggar kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. Namun ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan ini. Simak plus minus dari job hopping dan tipsnya berikut ini.

 

Kelebihan (+) Job Hopping

1. Mengeksplorasi Kemampuan dan Keterampilan

Dengan lingkungan kerja yang baru setiap tahunnya, seorang job hopper bisa mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi kemampuan dan keterampilannya. Baik dalam satu bidang pekerjaan yang sama maupun berbeda. Hal ini karena setiap perusahaan atau tempat kerja pasti memiliki karakter dan pola kerja yang berbeda. Secara tidak langsung, pekerja akan mengasah kemampuan dan potensinya lebih dalam.

2. Melebarkan Jaringan Kerja

Semakin banyak pengalaman pindah kerja, maka semakin luas jaringan kerja yang dimiliki. Akan lebih banyak orang dengan latar belakang berbeda yang ditemui. Bahkan sering kali dari suatu jaringan tertentu inilah seorang job hopper mendapatkan tempat kerja yang paling sesuai.

3. Menemukan Lingkungan Kerja Paling Sesuai

Bicara soal tempat kerja yang paling sesuai, job hopping memungkinkan seseorang menemukan lingkungan kerja dengan karakter yang sama dengannya. Karena sering kali lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan kinerja pekerja sehari-hari. Tidak jarang pekerja berpindah tempat kerjanya untuk menghindari lingkungan kerja yang toxic.

4. Menjemput Gaji yang Lebih Besar

Beberapa perusahaan memiliki sistem kenaikan gaji yang tidak mudah atau dalam waktu yang cukup panjang. Sehingga banyak orang sengaja berpindah-pindah tempat kerja untuk meningkatkan nilai benefit mereka. Mulai dari gaji, bonus, hingga tunjangan dengan nominal yang lebih besar juga menjadi kelebihan job hopping yang banyak dituju.

 

Kekurangan (-) Job Hopping

1. Membutuhkan Waktu Beradaptasi Lebih Banyak

Berpindah tempat kerja berarti melakukan adaptasi kembali dengan rekan kerja yang baru. Untuk orang yang mudah beradaptasi pun, momen seperti ini pasti membutuhkan waktu untuk menyesuaikan ritme kerja dengan tim lain. Bahkan pada beberapa kasus, tahap ini justru tidak menghasilkan kerja sama tim yang baik karena gagal beradaptasi.

2. Menurunkan Profesionalitas dan Kepuasan Kinerja

Kemungkinan seorang job hopper meninggalkan tugas, proyek, dan tanggung jawab di tempat kerja yang lama untuk segera pindah tempat kerja baru menjadi lebih besar. Sehingga tidak jarang mereka justru kurang bisa menunjukkan profesionalitas dan kepuasan kinerja. Hal ini biasanya akan memengaruhi seseorang untuk diterima oleh perusahaan lain.

3. Loyalitas yang Diragukan

Kerap berpindah juga dapat diartikan sebagai kurangnya loyalitas terhadap perusahaan atau instansi tempatnya bekerja. Perusahaan cenderung lebih suka melatih pekerja baru lebih lama namun memiliki sikap loyalitas yang tinggi dibanding harus sering berganti tenaga kerja meski waktu pelatihan lebih cepat. Selain meningkatkan angka turnover karyawan, proses rekrutmen juga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Jadi seorang job hopper akan diragukan loyalitasnya.

4. Memperlambat Spesialisasi Karier dan Jabatan Tinggi

Jabatan tinggi umumnya diberikan pada pekerja yang sudah memiliki spesialisasi karier dan jam terbang yang tinggi. Namun kegiatan job hopping dapat memperlambat seseorang untuk ahli pada bidang pekerjaan tertentu. Hal ini karena job hopper akan selalu kembali ke tahun pertama setiap ia berpindah tempat kerja.

Tips Sebelum Ambil Keputusan

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan job hopping di atas, tentu kamu akan lebih berhati-hati mengambil keputusan tersebut. Pada satu sisi, job hopping memang dibutuhkan jika tempat kerjamu yang sekarang kurang memberikan benefit sesuai beban kerja atau tidak mendukung perkembangan potensi diri. Namun ada beberapa tips yang harus diperhatikan sebelum pindah tempat kerja.

1. Evaluasi Kembali Tujuan dan Target karier

Lihat kembali dan analisis sudah seberapa jauh kamu mencapai tujuan awal bekerja. Termasuk target karier kamu dalam beberapa tahun ke depan. Jika kamu merasa harus berpindah tempat kerja untuk mengejar ketertinggalan target karier, maka job hopping disarankan untuk dicoba. Sebaliknya, jangan sampai kamu berpindah tempat kerja tanpa tujuan dan pencapaian yang pasti.

2. Momen atau Waktu Pindah Harus Tepat

Selain itu, perhatikan juga momen atau waktu kamu untuk berganti tempat kerja. Misalnya ketika proyek atau tanggung jawab yang kamu pegang telah selesai dilaksanakan. Bisa juga setelah perusahaan menyelesaikan proyek besar atau audit tahunan. Hal ini akan meminimalisir stigma tentang profesionalitas kerja kamu.

Dunia kerja memang tidak hanya sekedar hak dan kewajiban sebagai pekerja dan pemberi kerja. Terdapat banyak faktor dan aturan tak tertulis yang perlu diikuti agar memiliki karier yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, termasuk dalam melakukan job hopping. Apapun tujuan kamu berpindah tempat kerja, Enervon Active siap mendukung hari-hari aktif kamu. Multivitamin dan mineral yang lengkap akan membantu pemenuhan energi harian. Jaga stamina tubuh selama bekerja dengan konsumsi rutin 1 tablet per hari. Dapatkan produknya dengan mudah dan cepat melalui Tokopedia atau Shopee resmi Enervon.