Kamu tentu setuju bahwa teknologi AI atau Artificial Intelligence telah merambah ke banyak sisi kehidupan manusia, terutama dalam dunia kerja. Sudah banyak sekali tugas yang biasa dilakukan oleh manusia tergantikan oleh teknologi AI. Selain kemudahannya dalam menggunakan, banyak perusahaan yang beralih ke AI karena fungsi otomatis yang dimilikinya. Hampir semua pekerjaan dapat diselesaikan lebih efektif dan efisien. Namun dampaknya adalah adanya kemungkinan peran manusia tergeser oleh teknologi AI. Apakah ketakutan terhadap AI ini benar-benar terjadi? Bagaimana cara agar kita tidak tergantikan di masa depan? Mari kita bahas satu per satu.

Fenomena Teknologi AI dan Ketakutan Akan Tergantinya Peran Manusia

Hampir semua perusahaan yang ingin bertahan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi, termasuk AI. Hal ini berlaku tidak hanya untuk perusahaan teknologi saja. Bahkan perusahaan yang fokus pada jasa dan industri retail pun sangat terbantu dengan hadirnya AI dalam pengelolaan operasionalnya.

Bahkan kita sendiri sebagai konsumen, pengguna, dan/atau pelanggan sudah masuk dalam dunia AI. Kamu tentu ingin mendapatkan pelayanan cepat dan tepat tanpa kesalahan apa pun, bukan? Teknologi AI menawarkan kemampuan ini dan akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.

Meskipun begitu, pada prinsipnya AI memang menyelesaikan sekitar 75% pekerjaan manusia. Namun 25% sisanya tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan manusia. Saat bagian manusia tersebut dilakukan dengan optimal, hasil yang diperoleh akan jauh lebih baik. Lakhani¹ (2023) melalui wawancara dengan tim Harvard Business Review juga mengatakan bahwa AI tidak akan mampu menggantikan manusia. Lebih lanjut, manusia yang mampu memahami dan ikut menggunakan AI dalam pekerjaannya-lah yang akan menggantikan manusia yang menolak AI sepenuhnya.

Tips untuk Kamu yang Tidak Ingin Tergantikan AI

1. Miliki Kemampuan yang Tidak Dimiliki AI

AI memiliki kelemahan dalam hal menciptakan atau meniru hal yang berkaitan dengan kreativitas dan kecerdasan emosi. Meskipun saat ini sudah ada teknologi AI yang mampu menciptakan karya baru di bidang seni, nyatanya karya AI belum bisa mengambil hati manusia sebagai penikmat karya seni. Kemampuan AI tidak akan bisa menggantikan sentuhan manusia secara emosi.

Selain itu, urusan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah juga tidak dapat dilakukan dengan level yang sama baiknya saat manusia yang melakukannya. Untuk itu, kamu perlu memiliki salah satu atau semua kemampuan ini. Tidak hanya mempelajari dasarnya, keterampilan tersebut juga perlu selalu terasah dan dilakukan hingga mahir. Dengan begitu, kamu akan memiliki nilai yang berbeda dan sulit tergantikan.

2. Terus Memperbarui Ilmu dan Pengetahuan

Perbarui selalu pengetahuan terkait bidang pekerjaan yang kamu ambil. Baik dengan mengikuti kelas diskusi, bergabung dengan komunitas yang berhubungan dengan pekerjaan, hingga melalui konten bermanfaat di berbagai media sosial. Semakin cepat kamu memperoleh informasi terbaru, maka analisis kamu juga akan semakin valid. Langkah proaktif ini akan membantu peningkatan keahlian yang kamu miliki.

3. Beradaptasi dan Gunakan AI Sebagai Alat

Perkembangan teknologi AI nyatanya juga ikut memunculkan jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada, seperti data analis, teknisi robotika, spesialis transformasi digital, dan masih banyak lagi lainnya. Jika kamu mampu beradaptasi dengan adanya AI, maka teknologi ini bukan lagi menjadi ancaman melainkan alat untuk memiliki performa kerja yang jauh lebih baik. Bahkan bisa jadi melalui perangkat AI kamu mampu mengeluarkan potensi yang belum optimal saat ini.

AI memang dibuat untuk memudahkan banyak pekerjaan. Bayangkan jika kamu harus mengolah ratusan bahkan ribuan data setiap hari. Menggunakan AI untuk menyelesaikan pekerjaan seperti ini bisa membantu kamu dalam proses mencari solusi. Kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan ide atau proyek baru.

4. Menerapkan Growth Mindset dalam Semua Hal

Sudah menjadi rahasia umum bahwa perkembangan teknologi tidak akan berhenti di sini. Akan muncul kemajuan dan kecanggihan lain yang lebih daripada AI serta lebih besar juga dampaknya di masa depan. Karena pada kenyataannya, tujuan perkembangan teknologi memang untuk memudahkan banyak pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Sehingga pola pikir berkembang atau growth mindset harus selalu dimiliki. Jangan pernah merasa kecil dan terus lakukan adaptasi dan inovasi sebagai kunci berhasil dan bertahan. Dengan begitu, kamu juga akan terus tumbuh dan bertahan dalam jangka panjang meskipun perubahan dari luar terus terjadi.

Terus Berkarya Bersama Enervon Active

Membuat perubahan pada diri sendiri dan terus berkarya memang bukan pekerjaan mudah. Namun tubuh harus tetap sehat agar semua tantangan yang ada bisa kamu lalui. Dengan pola hidup sehat, kamu dapat menjaga stamina dan performa tetap fit dalam aktivitas apa pun. Enervon Active hadir dengan bahan non-acidic yang mengandung multivitamin dan mineral penting bagi tubuh. Sehingga suplemen yang aman dikonsumsi setiap hari ini bisa menjadi pendukung kebugaran meski aktivitas harian kamu padat. Pastikan kamu mengakses produk aslinya melalui toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

  1. Adi Ignatius & Karim Lakhani. (2023). AI Won’t Replace Humans — But Humans With AI Will Replace Humans Without AI. Harvard Business Review. Diakses pada 30 Agustus 2023 dari https://hbr.org/2023/08/ai-wont-replace-humans-but-humans-with-ai-will-replace-humans-without-ai
  2. Hibreed. (2023). Apply these 6 tips to avoid being replaced AI. Diakses pada 30 Agustus 2023 dari https://www.linkedin.com/pulse/8-tips-avoid-being-replaced-ai-hibreed/
  3. Matt Rumins. (2023). Data, AI and automation will never replace humans. Diakses pada 30 Agustus dari https://technative.io/data-ai-and-automation-will-never-replace-humans-fact/