Proses tumbuh kembang anak tidak bisa dipisahkan dari interaksi antara dirinya dengan teman-teman. Baik teman sepermainan di sekitar rumah maupun teman kelas di sekolah. Sayangnya, dalam lingkungan sosial tersebut anak-anak rentan menjadi korban bullying (perundungan). Bahkan kemungkinan anak menjadi pelaku bullying juga tetap ada. Hal ini yang harus benar-benar dicermati agar anak tidak keterusan menjadi pelaku perundungan. Tidak jarang anak yang melakukan perundungan belum memahami bahwa tindakan tersebut menyakiti orang lain. Lakukan beberapa tips parenting agar anak tidak menjadi pelaku bullying di bawah ini.

Sebelumnya, sudahkah kamu memahami bahwa perundungan tidak selalu dalam bentuk kekerasan fisik dan verbal? Tindakan sepele seperti mengucilkan satu anak dalam berbagai aktivitas juga termasuk dalam perundungan karena menurunkan rasa percaya diri anak tersebut. Selain itu, bentuk lain dari perundungan yang kerap diremehkan adalah perundungan dunia maya (cyberbullying), sexual assault, hingga rasis dan diskriminasi. Ayah dan ibu perlu mengetahui tanda bahwa anak memiliki kecenderungan menjadi perundung. Untuk kemudian segera melakukan perbaikan agar anak tidak menjadi perundung hingga dewasa.

Tanda Anak Jadi Pelaku Bullying

Sebelum tindakan anak perundung semakin parah, orang tua harus mengetahui beberapa tanda atau perilaku yang mereka tunjukan di rumah. Jangan sampai orang tua tutup mata melihat tanda tersebut agar anak bisa langsung diarahkan pada hal yang benar. Beberapa tanda yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  1. Ingin selalu mendominasi dan mengontrol orang lain, terutama yang sebaya dan lebih muda.
  2. Menunjukkan perilaku agresif dengan orang yang lebih tua.
  3. Mudah frustasi dan melakukan perilaku impulsif.
  4. Kurang memiliki empati saat orang lain mengalami kemalangan.
  5. Saat melihat kekerasan yang dilakukan orang lain, anak memiliki penilaian yang positif.
  6. Mengekspresikan emosinya dengan perilaku kasar dan perilaku menyimpang lainnya.

Tips Parenting agar Anak Tidak Jadi Pelaku Bullying

Saat anak terlibat dalam tindakan perundungan dan kamu mengetahuinya, tidak mengakui kesalahan anak tidak akan membuat anak berhenti melakukan hal tersebut. Jangan sampai kamu menganggap perilaku perundungan adalah hal wajar bagi anak-anak. Alih-alih membiarkan dan/atau membela anak yang terbukti bersalah, kamu perlu mengetahui alasan sebenarnya mereka melakukan hal yang termasuk dalam perundungan. Lakukan tips-tips parenting di bawah ini.

1. Komunikasi Jujur dengan Anak

Dalam menanyakan alasan anak melakukan tindakan perundungan, kamu perlu melakukannya dengan lembut dan mencoba memahami perasaan mereka. Tidak jarang aksi perundungan tersebut adalah perwujudan dari beberapa isu yang terjadi pada dirinya. Bukan hanya marah atau sedih, perasaan tidak percaya diri juga bisa memengaruhinya. Dengan begitu, kamu dapat membantunya dengan cara yang tepat.

2. Mengajarkan Rasa Empati

Satu penyebab lain dari perilaku bullying adalah anak belum memahami bahwa tindakan mereka bisa menyakiti orang lain. Meskipun hanya sebuah cemoohan yang dinilai biasa baginya, hal itu bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan mental, bahkan melalui media sosial sekalipun. Untuk itu, kamu perlu mengajarkan mereka rasa empati kepada semua orang yang ditemuinya. Beri mereka gambaran jika perundungan itu didapatkannya sendiri dari orang lain, tentu anak akan paham bahwa tidak semua hal bisa dijadikan bahan bercanda.

3. Berikan Konsekuensi Jika Mereka Melakukannya Lagi

Cara lain untuk memberikan anak pemahaman bahwa perundungan tidak bisa ditoleransi adalah dengan menentukan konsekuensi jika di masa depan anak melakukannya lagi. Bentuk dari konsekuensi bisa beragam asalkan tidak menyakiti namun memberikan efek jera. Misalnya dengan meminta mereka menyerahkan ponsel selama beberapa minggu, tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler favorit sementara waktu, dan lain sebagainya tergantung karakter anak. Termasuk kesempatan untuk minta maaf dan memperbaiki hubungan dengan teman yang terlanjur ia sakiti.

4. Keteladanan dari Orang Tua

Bukan tidak mungkin seorang anak menjadi pelaku bullying karena mencontoh apa yang dilakukan oleh anggota keluarga di rumah, termasuk kamu sebagai orang tua. Untuk itu, cobalah ingat kembali apakah orang tua atau pengasuh pernah melakukan tindakan perundungan pada orang lain? Tunjukkan pada anak bahwa masih banyak penyelesaian masalah yang bisa diambil tanpa melibatkan perilaku perundungan.

5. Libatkan Ahli Medis Bila Diperlukan

Jika semua cara di atas belum memberikan dampak yang signifikan, evaluasi kembali cara mana yang perlu ditingkatkan dan/atau diperbaiki. Bila kamu merasa kurang mampu melakukannya sendiri, jangan ragu untuk menghubungi psikolog atau konselor anak dan remaja. Bisa jadi kamu dan anak membutuhkan sudut pandang baru untuk menyelesaikan gangguan perilaku yang satu ini.

Dukung Tubuh Sehatnya Bersama Enervon

Proses pola asuh untuk anak yang mulai belajar berinteraksi dengan lingkungannya memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun pembiasaan baik dari kecil akan membentuk anak menjadi orang yang penuh kasih sayang saat dewasa. Untuk memastikan semua proses tumbuh kembangnya dilalui dengan baik, tubuh yang sehat adalah hal wajib. Dukung kesehatan buah hati dengan memberikannya nutrisi harian yang cukup. Enervon-C Plus Syrup hadir dengan kandungan multivitamin lengkap yang diformulasikan khusus untuk anak-anak. Mulai dari vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, hingga vitamin D bisa diperoleh anak hanya dengan minum satu kali per hari saat pagi. Pendukung pola makan sehat ini bisa kamu akses melalui toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

1.  Kristina Cappetta. 2022. Signs Your Kid is a Bully: How to Stop Your Child Bullying Others. Diakses pada 19 September 2023 dari https://www.familyeducation.com/kids/development/social/signs-your-kid-is-a-bully-how-to-stop-your-child-bullying-others

2.  UNICEF. How to talk to your children about bullying. Diakses pada 19 September 2023 dari https://www.unicef.org/end-violence/how-talk-your-children-about-bullying

3.  Brigit Katz. 2023. My Child Is a Bully: What Should I Do?. Child Mind Institute. Diakses pada 19 September 2023 dari https://childmind.org/article/what-to-do-if-your-child-is-bullying/