Salah satu yang hal dari dunia kesehatan untuk anak yang menuai lumayan banyak pro dan kontra adalah imunisasi. Hal ini disebabkan oleh melencengnya informasi yang ada terkait imunisasi. Padahal, dari dunia medis, imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi si kecil dari berbagai penyakit.

Mereka yang ragu untuk memberikan imunisasi kepada anaknya – mereka rata-rata tidak memahami informasinya secara utuh. Bahkan, ketidakpahaman ini sampai kepada kepercayaan mereka bahwa imunisasi adalah hal yang berbahaya.

 

 

Mereka percaya kalau imunisasi tidak ada manfaatnya dan malah memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan anak. Apakah benar seperti itu? Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi – menyatakan bahwa imunisasi adalah langkah tepat untuk melindungi anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal-hal yang tidak diinginkan itu seperti wabah, sakit berat, cacat bahkan kematian. Namun, ternyata masih banyak mereka yang memercayai mitos daripada fakta yang ada terkait imunisasi. Dilansir dari Kumparan dan halaman resmi IDAI – berikut tujuh mitos serta fakta yang seharusnya!

 

credit: hellosehat.com

 

Mitos: Vaksin Tidak Penting Asal Selalu Jaga Kebersihan

Fakta: Faktor-faktor yang menunjang kebersihan seperti cuci tangan dengan sabun serta air bersih memang dapat membantu melindungi anak dari penyakit infeksi. Tapi, pada kenyataanya – sebersih-bersihnya seseorang, mereka bisa terinfeksi penyakit yang jarang ditemukan seperti campak, dan polio.

Oleh karena itu, anak harus divaksin untuk mencegah penyakit-penyakit seperti itu hinggap di tubuh si kecil.

 

Mitos: Vaksin Punya Efek Samping Jangka Panjang

Fakta: Vaksin adalah langkah aman untuk si kecil. Umumnya reaksi vaksin hanya bersifat minor dan sementara. Misalnya seperti nyeri pada tempat penyuntikan seperti di lengan. Untuk masalah kesehatan serius dan berat sangat jarang terjadi ketika si kecil sudah divaksin.

 

Mitos: Vaksin Kombinasi DPT dan Polio Bisa Menyebabkan Kematian

Fakta: Tidak ada hubungannya pemberian vaksin dengan kematian untuk si kecil. Justru, imunisasi atau vaksin ini dapat menghindarkan si kecil dari penyakit seperti dipteri, pertussis, tetanus, dan polio.

 

Mitos: Influenza Penyakit Sepele

Fakta: Influenza adalah salah satu penyakit yang paling serius yang pernah ada. Hal ini terkait dengan data kematian di seluruh dunia tiap tahunnya yang menyentuh angka dari 300 ribu – 500 ribu kematian karena influenza.

Oleh karena itu, vaksin untuk si kecil sangat diperlukan agar daya tahan tubuh dan tingkat kesehatannya tetap terjaga dengan baik agar tidak mudah terserang penyakit seperti itu.

 

Mitos: Vaksin Mengandung Merkuri Berbahaya

Fakta: Thiomersal adalah bahan organik yang mengandung merkuri sebagai pengawet vaksin tersebut. Bahan ini sudah digunakan secara luas yang memang diperuntukan untuk pengawetan vaksin terkait. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menunjukan jumlah thiomersal dalam vaksin berbahaya untuk kesehatan.

 

Mitos: Imunisasi Sebabkan Autisme

Fakta: Tahun 1998 memang ada studi yang menghebohkan masyarakat kalau ada hubungannya antara vaksin MMR dengan autism. Tapi pada akhirnya, studi ini ditarik kembali karena terbukti salah. Karena sudah terlanjur tersebar, maka imunisasi pada saat itu angkanya turun.

Sekali lagi ya, tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan autism.

 

Mitos: Vaksin Lebih Dari Satu Berbahaya Untuk Anak

Fakta: Pada kenyataanya – bukti ilmiah menunjukan bahwa tidak ada pengaruh apa-apa terhadap sistem imun anak yang divaksin. Jadi jelas tetap aman bagi si kecil – dan malah melindunginya dari berbagai ancaman penyakit berbahaya.

 

 

Wah bagaimana nih? Kamu jangan jadi ragu untuk memberikan vaksin ke anak ya. Seandainya pun kamu ragu, lebih baik berkonsultasi dengan dokter anak sehingga bisa benar-benar mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang vaksin.

 

Feature Image – hellosehat.com