Tak hanya sedang dihadapkan oleh pandemi Covid-19, tetapi kini masyarakat juga sedang menghadapi perubahan cuaca yang cukup drastis – atau disebut juga sebagai musim pancaroba. Dalam kondisi demikian, penyakit lebih mudah menyerang, termasuk flu dan pilek.

Ketika kamu mengalami pilek, pasti sering mengatakan kalau sedang flu – benar, ya? Padahal, perbedaan flu dan pilek cukup signifikan, lho. Bahkan, flu memiliki risiko yang lebih besar, hingga menimbulkan kondisi yang cukup parah.

Yang perlu diketahui, saat batuk pilek, bukan berarti sudah pasti terkena flu – meskipun saat influenza, kamu juga bisa mengalami gejala yang serupa. Untuk itu, kamu perlu mengetahui sejumlah perbedaan flu dan pilek, serta dampak buruk flu yang bisa menimbulkan risiko berbahaya.

Lebih lanjut mengenai perbedaan flu dan pilek, serta risikonya – yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

 

 

Perbedaan Flu dan Pilek yang Perlu Diketahui

Credit Image - globalhealth.duke.edu

Perbedaan flu dan pilek yang paling mendasar, yaitu dapat dilihat dari penyebabnya. Salah satu faktor yang menimbulnya batuk pilek umum – adalah infeksi virus jenis rhinovirus. Jika benar pilek terjadi akibat hal tersebut, kondisi ini juga disebut sebagai common cold atau selesma.

Tak hanya itu, pilek juga bisa menjadi gejala penyakit – atau kondisi kesehatan lainnya. Menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology, beberapa penyebab munculnya gejala pilek, antara lain:

  • Udara kering atau dingin
  • Alergi
  • Rhinitis non-alergi
  • Sinusitis akut atau kronis
  • Perubahan hormon tubuh
  • Adanya konsumsi obat-obatan tertentu

Sementara itu, penyebab flu sudah pasti virus influenza ya. Umumnya, flu tidak disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya, seperti pilek. Jadi, inilah perbedaan flu dan pilek yang cukup signifikan – bahkan, mudah untuk diketahui.

Virus flu menyerang sistem pernapasan secara keseluruhan, baik hidung, tenggorokan, maupun paru-paru. Penyebab flu terbagi tiga macam virus influenza, yaitu influenza A, influenza B, dan influenza C. Biasanya, virus tipe A dan B sering menyebabkan flu musiman, sementara tipe C bisa terjadi sepanjang tahun.

Perbedaan flu dan pilek juga dapat terlihat jelas berdasarkan gejala yang ditimbulkan. Biasanya, batuk pilek – alias common cold memiliki indikasi yang paling khas, yaitu sakit tenggorokan – biasanya hilang dalam satu atau dua hari, hidung tersumbat atau meler, bersin, batuk, terkadang sakit kepala, badan lemas – dan juga merasa lesu.

Tak perlu khawatir, sebab pilek memiliki tingkat keparahan yang cenderung ringan. Dalam kasus common cold, biasanya gejala akan membaik dalam kurun waktu 7-10 hari. Bahkan, gejala yang dialami juga dapat sembuh dengan sendirinya.

Yang membedakan dengan flu, yaitu biasanya kondisi tersebut menimbulkan gejala yang lebih berat. Flu bisa datang lebih cepat, serta lebih parah dibanding dengan gejala pilek. Adapun indikasi flu yang perlu diperhatikan seperti, demam tinggi selama 3-5 hari – tapi ini tak selalu dialami ya, sering sakit kepala, batuk kering, dan sesekali sakit tenggorokan.

Terkadang penderita flu juga dapat merasakan badan gemetar dan kadang menggigil, nyeri otot di sekujur tubuh, merasa lelah ekstrem selama 2-3 minggu, serta mengalami mual dan muntah – yang ini sering dialami oleh anak-anak.

Gejala nyeri otot dan menggigil merupakan perbedaan flu dan pilek yang paling khas. Perlu juga diperhatikan, gejala akan semakin bertambah parah secara bertahap – setidaknya dalam 2-5 hari.

 

Hati-Hati, Flu Bisa Timbulkan Risiko Berbahaya!

Sebenarnya, flu merupakan penyakit yang sangat umum dialami, bahkan pasti sudah dirasakan setidaknya satu kali seumur hidup. Karena umum, biasanya flu bisa sembuh dengan sendirinya – tapi, tak menutup kemungkinan kasus flu bisa berakibat fatal, lho.

Flu dapat diobati dengan menjalani kebiasaan sehat, seperti beristirahat, lebih banyak minum, atau mengonsumsi vitamin untuk bantu meredakan gejala. Meski demikian, flu juga bisa berkembang dan mengakibatkan komplikasi. Adapun kelompok yang berisiko, yaitu:

  • Anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, khususnya usia 2 tahun ke bawah.
  • Orang dewasa di atas usia 65 tahun.
  • Wanita hamil.
  • Orang yang memiliki kondisi medis serius.
  • Seseorang yang mengonsumsi obat imunosupresan, misalnya saat sedang menjalani kemoterapi.
  • Obesitas parah.

Kelompok di atas berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi flu karena sistem kekebalan tubuhnya terganggu. Nantinya, flu dapat menyebabkan Pneumonia – atau bisa disebut juga sebagai paru-paru basah. Ini merupakan peradangan di jaringan paru-paru.

Peradangan tersebut akan menyebabkan kantong udara terisi oleh cairan, membuat organ tersebut tak bisa menjalani fungsinya dengan baik. Hati-hati, Pneumonia dapat sangat mematikan, karena kondisi ini membuat penderitanya kesulitan bernapas, serta paru-paru tidak mendapatkan cukup oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

 

Tanda-Tanda Flu Berat yang Harus Diwaspadai

Credit Image - halodoc.com

Dari semua gejala yang disebutkan di atas, kamu disarankan untuk segera berobat ke dokter bila gejala tak kunjung membaik setelah dua minggu, atau membaik tetapi kemudian memburuk. Berikut ini adalah tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan:

  • Nyeri dada – jika tak sembuh dalam kurun waktu 10 hari, maka ini patut dicurigai, terutama kalau flu disertai dengan nyeri dada yang cukup mengganggu.
  • Disertai dengan muntah hebat. Keluhan ini bisa menyebabkan dehidrasi, serta demam sampai 39 derajat celcius.
  • Kesulitan bernapas.
  • Kejang demam.

 

Yuk, Terapkan Gaya Hidup Bersih dan Sehat Selama Musim Pancaroba!

Seperti diketahui, menerapkan gaya hidup bersih dan sehat memang penting dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk mempertahankan sistem kekebalan. Tak hanya selama musim pancaroba saja lho, namun kebiasaan ini perlu diterapkan dalam kondisi apapun.

Langkah sederhana yang dapat kamu lakukan dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu lakukan etika batuk dan bersin, serta tetap jaga kebersihan toilet – yang bisa saja menjadi sumber penyakit!

Selain itu, kamu juga sangat dianjurkan untuk memiliki pola makan sehat bergizi seimbang, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan jangan lupa selalu rutin konsumsi suplemen Vitamin C – yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh, serta mempercepat proses pemulihan ketika sakit, lho.

Lantas, suplemen seperti apa yang dianjurkan? Kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dari Enervon-C setiap harinya.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – berperan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan 1000 mg Vitamin C yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap tubuh!

Dan tentunya, kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi dapat diubah menjadi sumber energi – lebih tahan lama, lho!

 

Wah, itulah ulasan mengenai flu yang ternyata bisa menyebabkan risiko berbahaya. Selama musim pancaroba, yuk tetap tetapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit, termasuk flu dan pilek!

 

 

Featured Image - healtheuropa.eu