Merasa lega merupakan salah satu perasaan yang pasti dirasakan oleh sebagian besar penyintas Covid-19. Meski demikian, setelah dinyatakan negatif – dan pulih dari infeksi virus, bukan berarti boleh lengah. Tetap jalani protokol kesehatan, serta mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Memang, vaksinasi bukanlah penentu seseorang akan kebal dari virus – atau pertanda bahwa pandemi akan segera langsung berakhir, sebab proses vaksinasi juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Masyarakat diimbau untuk mengikuti program vaksinasi, termasuk anak-anak berusia 12 sampai 17 tahun. Lalu, bagaimana dengan pasien yang baru sembuh dari Covid-19? Kapan waktu vaksin yang ideal setelah sembuh?

Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Sudah Sembuh dari Covid-19, Kapan Boleh Divaksin?

Credit Image - ugm.ac.id

Dilansir dari CNN Indonesia, berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), waktu vaksin setelah sembuh dari Covid-19, yaitu tiga bulan. Pada waktu tersebut, penyintas sudah layak untuk diberikan vaksinasi.

Rentang waktu tiga bulan untuk mendapatkan vaksin tersebut pun dapat dihitung sejak dinyatakan negatif virus corona. Selain itu, sejumlah studi menyatakan bahwa penyintas Covid-19 yang sudah sembuh setidaknya dua pekan – juga termasuk aman untuk diberikan vaksin dosis pertama.

Kemudian, dosis kedua bisa diberikan setelah interval yang telah ditetapkan berdasarkan setiap merek vaksin. Memberikan vaksin pada penyintas Covid-19 dapat memberikan manfaat lebih, seperti memberikan perlindungan atau antibodi yang lebih kuat.

Hasil studi menunjukkan bahwa titer – atau kekuatan imunitas penyintas Covid-19 bisa 10 kali lipat lebih kuat, jika langsung disuntik dengan vaksin jenis mRNA seperti Moderna.

 

Bisakah Vaksin Membuat Kebal Terhadap Virus?

Credit Image - cnnindonesia.com

Berkaitan dengan kekebalan dan juga efikasi vaksin – kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda. Kekebalan tubuh yang terbentuk belum tentu 100 persen mencegah terjadinya infeksi, sementara efikasi alias kemanjuran – merupakan kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol.

Untuk penyakit Covid-19, ada AstraZeneca menunjukkan potensi vaksin tersebut dapat mencegah Covid-19 tanpa gejala.

Perlu diketahui, semua vaksin penyakit yang ada, termasuk Covid-19 memiliki tujuan yang sama, yakni memunculkan kekebalan pada tubuh orang yang disuntik, kemudian akhirnya membentuk herd immunity. Selain itu, vaksin juga bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus suatu infeksi, termasuk kasus berat, serta menekan angka kematian.

Jadi, pemahaman kalau sudah divaksin otomatis langsung kebal terhadap penyakit – sudah pasti keliru. Hal ini kembali lagi dengan efektivitas vaksin, dan pastinya setiap penyakit dapat berbeda-beda. Ingatlah bahwa vaksin juga bersifat antisipatif dan berperan mengoptimalkan pengendalian penyebaran virus, sehingga bukan berarti kebal secara mutlak dari paparan Covid-19!

Belum lagi, vaksinasi Indonesia masih cukup jauh dari target, yaitu setidaknya 70 persen untuk membentuk kekebalan kelompok. Dengan demikian, risiko terinfeksi virus masih tetap ada – meskipun sudah menerima vaksin.

 

Jadi, Tetap Lakukan Langkah Perlindungan Ya!

Credit Image - exposse.com

Setelah mendapatkan vaksin, protokol kesehatan masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Untuk itu, masyarakat terus diimbau menerapkan protokol kesehatan setelah mendapat vaksin, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Mudahnya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – direkomendasikan minum Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, dianjurkan minum Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Selain itu, kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Pastinya, manfaat ini dapat membuatmu lebih produktif dalam menjalani rutinitas harian, ya!

 

Itulah ulasan mengenai waktu ideal untuk mendapatkan vaksinasi usai sembuh dari Covid-19. Setelah mendapat vaksin, pastikan kamu tetap menjalani protokol kesehatan dan jaga terus kekebalan tubuh agar perlindungan makin maksimal!

 

 

Featured Image - cnbc.com

Source - cnnindonesia.com