Waspada! Pasien Covid-19 Berisiko Kena Gangguan Mental, Ini Penjelasannya
Virus corona penyebab Covid-19 memang dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan tubuh, salah satunya dapat menyerang menganggu kesehatan mental.
Ya, bisa dikatakan bahwa virus tersebut dapat menyebabkan efek negatif terhadap kondisi tubuh secara keseluruhan. Selain fisik, ternyata dampak Covid-19 juga dapat memengaruhi kondisi psikis dan kognitif para pasien serta penyintasnya.
Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal The BMJ, para peneliti dari St. Louis, Amerika Serikat ingin memahami keadaan psikis para penyintas virus corona dengan gejala parah. Lalu, bagaimana hasil penelitian tersebut? Berikut informasi lengkapnya!
Bagaimana Hasil Penelitian Tersebut?
Credit Image - ciputrahospital.com
Dalam penelitian kelompok bertajuk "Risks of mental health outcomes in people with Covid-19" ini merekrut 153.848 penyintas gejala parah berusia rata-rata 63 tahun, pada periode Maret 2020–Januari 2021. Para penyintas ini lalu dibandingkan dengan:
- 5.637.840 partisipan yang tidak memiliki riwayat Covid-19.
- 5.859.251 partisipan dari masa sebelum pandemi (data didapat pada 2018).
- 72.207 pasien influenza dari 2017–2020.
Para peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, pasien dan penyintas Covid-19 memiliki risiko 60 persen lebih tinggi mengalami gangguan atau pengobatan mental setelah sembuh. Angka 60 persen tersebut berarti 64 kasus gangguan mental baru per 1.000 orang.
Dibanding pasien flu, Covid-19 meningkatkan risiko gangguan mental. Secara detail, para peneliti lalu menjabarkan beberapa gangguan psikis umum yang bakal dihadapi oleh pasien dan penyintas. Gangguan-gangguan tersebut, yakni kecemasan – sebanyak 35 persen, 11 kasus baru per 1.000 orang. Dan, ada pula depresi yang dialami sebanyak 39 persen, 15 kasus baru per 1.000 orang, serta stres dan gangguan penyesuaian sebanyak 38 persen.
Kemudian, para peneliti melihat bahwa para penyintas Covid-19 mengalami gangguan tidur hingga 41 persen, 24 kasus baru per 1.000 orang. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa infeksi virus corona meningkatkan risiko penurunan kognitif dini hingga 80 persen, atau 11 kasus baru per 1.000 orang.
Didukung Penelitian Sebelumnya
Credit Image - halodoc.com
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal The Lancet pada November 2021 silam, pada tahun 2020 tercatat 53,2 juta kasus depresi dan 76,2 juta kasus kecemasan baru akibat Covid-19. Meski begitu, tetapi penelitian ini hanya menghitung kasus gangguan mental, terlepas dari apakah mereka pernah terkena virus corona atau tidak.
Sebelum itu, sebuah penelitian di Inggris yang dimuat dalam jurnal The Lancet pada Mei 2021 meneliti lebih dari 236.000 pasien Covid-19. Ternyata, sepertiga dari para pasien menderita gangguan saraf dan mental. Parahnya, para pasien virus corona berisiko 46 persen lebih mungkin menderita gangguan mental dibanding pasien flu.
Yuk, Tetap Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi!
Credit Image - alodokter.com
Penelitian tersebut memang mungkin masih punya beberapa kekurangan, seperti hasil bisa saja berbeda jika studi dilakukan di populasi lain. Selain itu, peneliti juga menegaskan bahwa studi tersebut hanya memerhatikan para penyintas dengan gejala berat saja. Jadi, hasil juga mungkin berbeda pada pasien yang bergejala ringan, sedang, hingga tak bergejala.
Terlepas dari hal tersebut, penelitian ini menyerukan untuk menjaga kesehatan mental, terutama bagi pasien dan penyintas Covid-19. Ingat, sebisa mungkin tetap berpikir positif, ketahuilah bahwa kamu tidak sendirian.
Selain itu, menjaga kesehatan mental juga dapat dilakukan dengan rajin berolahraga, melakukan kegiatan yang disukai, meluangkan waktu untuk diri sendiri, serta rutin mengonsumsi vitamin B kompleks yang dapat membantu menjaga suasana hati.
Dari kedelapan jenis vitamin B kompleks, setidaknya ada dua jenisnya yang dapat membantu menjaga suasana hati – sekaligus beperan menghindari risiko gangguan kesehatan mental, termasuk depresi. Seperti vitamin B6 yang dikenal perannya untuk fungsi tubuh, fisik, dan psikologis. Vitamin B6 sangatlah penting, karena vitamin ini juga dapat memelihara kesehatan fungsi saraf. Hal ini juga seringkali dikaitkan dengan gangguan mental, termasuk depresi.
Vitamin B6 memiliki peran untuk metabolisme estrogen – yang berdampak pada mood seseorang. Sehingga, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan suasana hati yang mudah berubah.
Ada pula, vitamin B12 juga dikenal sebagai nutrisi yang dapat bantu meningkatkan suasana hati dan energi positif di dalam tubuh. Hal ini juga dibenarkan oleh seorang Naturopath di Metro Integratate Pharmacy, Sally Warren, yang menyebutkan bahwa memenuhi kebutuhan vitamin B kompleks harian, termasuk vitamin B12, dapat mempertahankan energi baik dalam tubuh.
Untuk memudahkanmu memenuhi sejumlah kebutuhan vitamin B di atas, dianjurkan untuk mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.
Konsumsi multivitamin Enervon-C tablet yang mengandung Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Untuk perlindungan ekstra, dapat konsumsi Enervon-C Effervescent – yang memiliki kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg yang dapat memberikan kamu perlindungan ekstra, sekaligus rasa segar sepanjang hari!
Dan, bagi kamu yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan imunitas!
Selain itu, kedua multivitamin tersebut dapat mengoptimalkan proses metabolisme tubuh. Ini berkaitan dengan kandungan vitamin B kompleks yang dapat mengubah makanan jadi energi untuk beraktivitas.
Tak ketinggalan, seperti yang sudah dijelaskan di atas, Enervon-C dan Enervon Active memiliki kandungan vitamin B kompleks yang dapat meningkatkan suasana hati alias mood booster, sehingga stres dan cemas dapat teratasi.
Jadi, itulah hasil penelitian yang mengatakan bahwa Covid-19 dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental pasien dan para penyintas. Jika kondisi mental sudah tak bisa tertahankan, yuk, segera temui tenaga kesehatan mental profesional!
Featured Image – klikdokter.com
Source – idntimes.com