Selain Covid-19, masyarakat Indonesia masih memiliki ancaman penyakit saluran pernapasan lainnya, yaitu Tuberkulosis – atau dikenal juga sebagai TBC.

Baik TBC maupun Covid-19, keduanya merupakan organ paru-paru serta organ vital lainnya, seperti usus dan tulang belakang.

Kedua penyakit tersebut pun masih punya kemiripan lainnya, yakni terletak pada gejala yang dirasakan. TBC dan Covid-19 bisa menyebabkan batuk. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala batuk pada keduanya?

Berikut informasi lengkapnya.

 

 

Cara Membedakan Batuk Covid-19 dan TBC

Credit Image - hot.liputan6.com

Karena sama-sama menyebabkan batuk, akibatnya banyak orang yang menganggap batuknya sebagai gejala Covid-19. Padahal, anggapannya belum tentu benar. Jadi, kamu perlu memahami karakter batu yang disebabkan kedua penyakit tersebut.

Dilansir dari CNN Indonesia, pada batuk akibat Covid-19 dapat dilihat dari sejumlah karakternya, seperti:

  • Batuk kering
  • Terjadi dalam hitungan hari
  • Terkadang disertai demam tinggi

Sementara itu, batuk yang disebabkan oleh TBC memiliki karakteristik lainnya, yakni:

  • Batuk berdahak
  • Berlangsung lama, lebih dari 2 minggu
  • Disertai demam yang tak terlalu tinggi dan bisa hilang dengan sendirinya
  • Keringan malam
  • Napsu makan menurun
  • Berat badan turun

Batuk sendiri merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke saluran napas. Benda asing ini bisa berupa debu, kotoran, makanan, maupun hasil sekresi jaringan. Tak hanya itu, kamu juga bisa batuk karena tersedak makanan. Dalam kondisi tersebut, tubuh refleks untuk mengeluarkan makanan yang masuk ke saluran napas melalui batuk.

 

Bagaimana Cara Mencegah TBC?

Credit Image - alodokter.com

TBC bisa dicegah, salah satunya dengan menjaga sistem imun tetap baik. Saat sistem imun baik, kuman yang masuk bisa dikendalikan sehingga tidak menjadi infeksi atau penyakit. Untuk mendukung kinerja sistem imun, sebaiknya penuhi asupan gizi, istirahat cukup, olahraga teratur, dan mengelola stres.

Selain itu, pencegahan TBC juga bisa dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor risikonya, seperti:

1. Lingkungan yang buruk

Sangat penting menjaga lingkungan tetap bersih dan memiliki sirkulasi udara yang baik. TBC biasanya berkembang di lingkungan padat, tidak ada ventilasi sehingga tidak ada pertukaran udara dalam ruangan.

Kalau ada satu orang kena TBC – kemudian batuk, lantas akan ada droplet yang mengandung kuman, maka kuman bisa melayang di udara 4-6 jam. Bisa saja terhirup, lalu orang bisa terinfeksi.


2. Kurang sinar matahari

Bakteri yang menyebabkan TBC berkembang biak dengan baik di lingkungan yang lembap dan kurang paparan sinar matahari. Di Indonesia, sinar matahari berlimpah ruah. Tapi, kalau ventilasi rumah kurang bagus, kuman bisa berkembang di lingkungan lembap.


3. Komorbid

Orang rentan terinfeksi bakteri TBC karena penyakit penyerta atau komorbid. Komorbid TBC terbanyak adalah HIV – yang dapat membuat sistem imun rendah sehingga orang mudah terinfeksi penyakit lain. Dan, komorbid lain juga membawa dampak serupa seperti diabetes serta penyakit autoimun.

 

Perkuat Imun Tubuh dengan Melakukan Hal Ini!

Credit Image - jovee.id

Sebelumnya sudah disebut bahwa menguatkan imunitas bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti memenuhi asupan gizi, istirahat yang cukup, olahraga teratur, serta mengelola stres dengan baik.

Namun yang tidak kalah pentingnya, yaitu memenuhi kebutuhan vitamin. Selain dari makanan, asupan ini juga dapat diperoleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin, terutama yang mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks.

Direkomendasikan untuk minum  Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent yang mengandung Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg – yang satu ini dapat berikan perlindungan ekstra, terlebih untukmu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, direkomendasikan pula untuk minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!

 

Sekarang kamu sudah memahami perbedaan gejala batuk akibat Covid-19 dan TBC, kan? Untuk itu, terus waspadai beragam indikasi yang dialami. Dan guna menghindari risiko penyakit menular, terus jaga kebersihan dan kekebalan tubuh agar tak gampang sakit!

 



Featured Image – viva.co.id

Source – cnnindonesia.com