Seperti diketahui, jurnal vaksin Nusantara – yang merupakan vaksin besutan Terawan Agus Putranto sudah dimuat secara internasional dalam tulisan bertajuk ‘Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the Covid-19 vaccine, Why should it be Ex Vivo?’ dirilis pada akhir bulan Mei 2022 silam.

Vaksin Nusantara sendiri merupakan vaksin yang menggunakan teknologi berbasis sel dendritik. Dalam jurnal tersebut, para peneliti pun menjelaskan alasan vaksin sel dendritik dapat mencegah virus corona. Sel dendritik diketahui dapat menginduksi kekebalan sel T yang kujat dan berperan penting dalam patogenesis Covid-19.

Berikut ini 5 fakta soal vaksin Nusantara.

 

 

1. Antibodi Diklaim Tahan Bertahun-Tahun

Credit Image - kompas.com

Peneliti menyebut alasan dipilihnya pendekatan dendritik untuk vaksin Covid-19 ialah SARS-CoV-2 menyebabkan disfungsi sel dendritik. Selain itu, sel dendritik bisa menghasilkan respons sel T yang kuat, bahkan berlangsung lebih lama dibandingkan respons humoral atau alamiah yakni 10 bulan setelah terinfeksi.

Menariknya, penelitian tentang SARS-CoV menunjukkan bahwa respons sel T memori terhadap virus dapat bertahan hingga 17 tahun setelah infeksi. Selanjutnya, vaksin dendritik juga disebut bisa menunjukkan respons sel T pada semua variant of Concern.

Vaksin berbasis dendritik juga dapat menginduksi imunitas spektrum yang lebih luas. Bukti menunjukkan bahwa respon sel T memori tetap efektif melawan varian baru Corona. Vaksin dendritik juga dapat menimbulkan respons seperti itu. Vaksinasi dendritik sangat cocok untuk memerangi virus dengan tingkat mutasi tinggi seperti Covid-19.

 

2. Vaksin Individual

Vaksin dendritik bersifat spesifik dan hanya bisa diberikan secara individual. Hal ini dikarenakan prosesnya, setiap orang akan diambil sampel darah untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik. Lalu, sel yang sudah mengenal antigen bakal diinkubasi selama 3-7 hari.

 

3. Bagaimana dengan Biaya Produksinya?

Credit Image - pikiran-rakyat.com

Para ahli mengakui ada banyak tantangan di balik pengembangan vaksin Nusantara untuk Covid-19 yakni salah satunya biaya produksi relatif tinggi. Meski begitu, mereka meyakini biaya tersebut 'setara' dengan kemanjuran vaksin yang dinilai bisa memicu antibodi dalam jangka waktu panjang.

Vaksin Nusantara berpotensi menghasilkan kekebalan jangka panjang dan mungkin nantinya tidak perlu vaksinasi booster, sehingga dalam jangka panjang total biaya produksi dan distribusi vaksin dendritik dapat dibandingkan dengan vaksin konvensional. Demikian menurut penjelasan dari para peneliti.
 

4. Respons Pakar

Jurnal internasional vaksin Nusantara tak lepas dari kritik beberapa pakar. Misalnya ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo yang menyebut artikel tersebut hanya menjelaskan gagasan di balik penelitian vaksin dendritik untuk Covid-19.

Yang dituntut publikasi oleh masyarakat ilmuwan itu bukan publikasi ide, tapi publikasi hasil penelitian praklinis sebagai justifikasi uji klinis pada manusia. Adapun hasil klinis yang dijelaskan para peneliti vaksin Nusantara disebut terlalu menitikberatkan aktivitas imunitas seluler atau sel T. Dan disebut perlu adanya penelitian praklinis pada hewan.

 

5. Kritik Nama Nusantara

Credit Image - investor.id

Sementara pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyebut nama vaksin Nusantara sebaiknya tidak dimunculkan lantaran khawatir memicu kesalahpahaman di masyarakat. Menurutnya, nama vaksin ini perlu diubah, karena menjadi misleading atau misinterpretasi yang seakan-akan itu sudah Nusantara.

Pasalnya, vaksin dendritik sudah banyak review – dan Indonesia bukan pioner dalam hal tersebut. Sebaliknya, ini merupakan keuntungan untuk melihat bagaimana potensi dari vaksin ini untuk virus corona.

Mendapatkan dosis vaksinasi memang penting untuk membantu proses pembentukan antibodi agar perlindungan terhadap Covid-19 semakin maksimal, ya. Namun, jangan sampai lengah, sehabis vaksin kamu juga mesti tetap mematuhi prokes – dan pastinya menjaga sistem imun tubuh, termasuk memenuhi asupan vitamin dengan mengonsumsi suplemen.

Untuk jenis suplemen, kamu dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?

Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.

Bagi yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga sistem kekebalan, sekaligus mempertahankan stamina tubuh biar tidak mudah lelah.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya!

 

Itulah deretan fakta soal vaksin Nusantara yang sudah berhasil dimuat dalam jurnal internasional. Usai vaksin, pastikan kamu tetap waspada dan menerapkan langkah pencegahan.

 



Featured Image – mediaindonesia.com

Source – detik.com