Seperti diketahui, tes Covid-19 sudah tidak lagi menjadi syarat perjalanan. Dengan demikian, tak sedikit orang yang memang melakukan tes tersebut. Namun, sebagai tindakan preventif, bolehkah melakukan self testing?

Dilansir dari Detik, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono menjawab soal kebijakan self testing untuk Covid-19. Hingga kini, kebijakan tersebut masih terus didalami lagi oleh pihak Kemenkes.

 

 

Ketentuan Self Testing Covid-19

Credit Image - health.detik.com

Masih dilansir dari sumber yang sama, Detik, kebijakan self testing dianggap bisa bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang merasakan gejala ringan. Bahkan, beberapa negara sudah memberikan izin untuk tes mandiri sebagai satu rekomendasi. Dengan cara ini, masyarakat bisa mengetahui kondisi, apalagi jika sedang merasakan gejala.

Meski demikian, masih ada yang perlu diperhatikan untuk bisa menerapkan kebijakan self testing ini. Salah satunya adalah harus diuji kembali jenis tes Covid-19 yang digunakan. Karenanya, pemerintah belum resmi mengizinkan self testing.

Self testing harus diuji terlebih dahulu jenis – dan kualifikasinya mesti bisa dipertanggungjawabkan, baik secara sensitivitas maupun spesifitas yang dikaitkan dengan pemeriksaan uji post-market.

 

Self Testing Tetap Memiliki Risiko Tersendiri

Credit Image - alodokter.com

Melakukan self testing tentu tidak terhindar dari adanya risiko, apalagi jika dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan secara medis. Berikut ini deretan risiko yang bisa muncul ketika melakukan tes secara mandiri.

1. Salah mengambil sampel

Tergantung dengan alat tesnya, tes swab biasanya melibatkan pengambilan sampel lendir. Sampel bisa berasal dari lubang hidung, nasofaring (bagian atas tenggorokan), dan orofaring (tenggorokan dekat mulut).

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan alat usap yang berbentuk seperti cotton bud panjang. Akan tetapi, cara pengambilan sampel tidak semudah yang terlihat, terutama untuk sampel lendir di nasofaring.

Alat usap perlu dimasukkan cukup dalam dari hidung hingga menyentuh langit-langit mulut. Pengambilan sampel swab bisa sangat sulit dilakukan oleh sendiri. Namun, sekalipun dibantu orang lain, kesalahan pengambilan sampel tetap bisa terjadi.

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah alat usap tidak sepenuhnya menjangkau nasofaring, tapi hanya ujung rongga hidung. Hal ini bisa terjadi karena reaksi dari rasa tidak nyaman membuat pengambil sampel terlalu cepat menarik alat usap, tanpa memutarnya terlebih dulu.

Akibatnya, sampel lendir tidak berhasil terambil, atau meskipun menempel pada alat jumlah sampelnya kurang.

Kesalahan pengambilan sampel pada tes swab mandiri juga bisa terjadi untuk sampel orofaring. Alih-alih mengambil sampel lendir di area tenggorokan dekat pangkal lidah, banyak yang malah mengambil sampel air liur yang terdapat di sekitar mulut.

 

2. Hasil tes tidak akurat

Cara pengambilan sampel sangat memengaruhi hasil tes swab untuk Covid-19. Jadi, kesalahan pengambilan sampel ini tentunya dapat menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak akurat.

Saat pengambilan sampel dari nasofaring gagal atau jumlahnya terlalu sedikit, pembacaan alat swab antigen bisa menunjukkan hasil negatif palsu (false negative). Artinya, meskipun tes menunjukkan hasil negatif, belum tentu Anda benar-benar tidak terinfeksi Covid-19.

Sama halnya dengan sampel air liur yang digunakan oleh alat antigen untuk mendeteksi Covid-19. Sampel air liur tidak efektif mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 karena virus ini melekat pada sel-sel di saluran pernapasan.

Oleh karena itu, swab antigen yang dilakukan secara mandiri di rumah sangat berisiko memberikan hasil pemeriksaan yang tidak tepat.

 

3. Cedera hidung

Kesalahan pengambilan sampel tes swab juga rentan menyebabkan cedera pada hidung. Jika tidak terampil menggunakan alat usap, kamu mungkin bisa merusak alat sampai mencelakai diri sendiri atau orang lain.

Jika sembarangan digunakan, alat usap bisa patah ketika dimasukkan ke dalam hidung sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan. Hal ini bahkan lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki bentuk tulang hidung yang bengkok.

Selain itu, perdarahan bisa terjadi ketika alat usap didorong terlalu keras sehingga tangkai alat mengenai pembuluh darah. Beberapa kemungkinan cedera lainya akibat kesalahan pengambilan sampel adalah iritasi rongga hidung atau kapas alat usap tertinggal di rongga hidung.

Jadi, pengambilan sampel haruslah dilakukan oleh orang yang memahami dengan baik anatomi lubang hidung dan tahu persis seperti apa metode yang aman.

 

Untuk Hindari Penularan Virus, Tetap Lakukan Langkah Pencegahan

Credit Image - halodoc.com

Meski kini tes Covid-19 tidak lagi dijadikan sebagai syarat perjalanan, namun bukan berarti kamu boleh lengah. Tetap lakukan langkah pencegahan mulai dari penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker dalam ruangan tertutup, menjaga jarak, dan rutin cuci tangan.

Selain itu, kamu dianjurkan untuk tetap menjaga kesehatan fisik, mulai dari istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan  mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap yang dapat memaksimalkan perlindungan tubuh.

Namun, apa multivitamin yang sebaiknya dikonsumsi? Kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dari Enervon secara rutin.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat meminum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Untukmu yang memiliki masalah lambung sensitif – direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus mengoptimalkan imunitas tubuhmu.

Dan kedua multivitamin ini pun dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya!

 

Jadi, begitulah kebijakan self testing di Indonesia yang ternyata masih dalam kajian. Untuk menghindari risiko tertular penyakit, terus jaga kebersihan dan kesehatan diri.

 

 

Featured Image – bu.edu

Source – hellosehat.com dan detik.com