Pernahkah kamu merasakan nyeri atau kaku pada beberapa bagian tubuh? Sering dirasakan pada leher dan pundak bahu, pegal menjadi salah satu keluhan yang dialami siapa pun. Namun tahukah kamu bahwa otot yang pegal terdiri dari dua jenis? Pertama adalah pegal yang langsung dirasakan saat aktivitas tertentu dilakukan dan yang kedua adalah pegal yang baru muncul beberapa jam setelah aktivitas tertentu. Simak beberapa penyebab dan cara menghilangkan pegal di leher dan pundak bahu berikut ini.

Penyebab Pegal di Leher dan Pundak/Bahu

Melanjutkan pembahasan mengenai kategori otot pegal, mari memahami penyebab dari keduanya. Sebenarnya pegal-pegal bisa dirasakan pada semua bagian tubuh, namun area di sekitar sendi leher dan pundak/bahu adalah area yang paling umum dirasakan. Pada penjelasan Adrienne (2023)¹, seseorang dapat mengalami pegal yang tertunda akibat adanya serat otot dan jaringan ikat di sekitarnya yang robek (mikroskopis). Secara medis, gangguan ini disebut sebagai Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) dan terjadi karena otot digunakan lebih intens dibanding biasanya. Setiap orang dapat berbeda namun rata-rata rentang waktu antara aktivitas tertentu selesai dilakukan dengan munculnya rasa pegal adalah 12-24 jam.

Kemudian pada kategori berikutnya termasuk dalam pegal ringan. Dalam ulasan Lauren (2022)², Dr. Arent menjelaskan bahwa pegal pada sebagian anggota tubuh terjadi akibat adanya penumpukan cairan pada otot sehingga menambah tekanan pada area tertentu dan menimbulkan sensasi panas dan nyeri. Kategori ini sering dirasakan selama beraktivitas atau segera setelah menyelesaikannya. Meski kerap mengganggu aktivitas, pegal ringan juga bisa menjadi tanda bahwa otot kamu mampu tumbuh dan memperbaiki diri. Saat seseorang mampu mengatasi pegal dengan benar, maka ia telah membantu proses penyembuhan dan otot dapat kembali berfungsi lebih kuat.

Cara Menghilangkan Pegal di Leher dan Pundak/Bahu: Efektif di Rumah

Adrienne juga menawarkan beberapa solusi untuk menghilangkan pegal di leher dan pundak/bahu secara efektif. Tidak hanya pegal di leher dan pundak/bahu, tapi juga untuk bagian tubuh lain yang mengalami pegal-pegal. Beberapa cara ini bisa dilakukan di rumah. Berikut ini detailnya.

1. Meningkatkan Konsumsi Antioksidan

Makanan dengan kandungan antioksidan yang tinggi mampu meredakan otot yang pegal. Beberapa makanan yang tinggi antioksidan adalah brokoli, wortel, bayam, buah beri, anggur, cokelat hitam, dan masih banyak lagi lainnya. Bisa juga dengan mengombinasikannya bersama teh herbal dengan kayu manis, jahe, dan cengkeh. Jika kamu sedang kesulitan mendapatkan makanan tersebut, minum suplemen juga disarankan.

2. Kompres Hangat dan Dingin Bisa Membantu

Pada keluhan pegal DOMS, kompres hangat dapat mengurangi rasa sakit. Kamu bisa menggunakan handuk yang dibasahi dengan air hangat atau mandi air hangat. Bicara soal mandi, kamu bisa menggunakan garam epsom untuk mengurangi rasa sakit dan inflamasi. Jika pegal disertai dengan pembengkakan, kombinasikan dengan kompres dingin untuk meredakannya.

3. Pemijatan dengan Alat dan/atau Tangan

Cara berikutnya adalah dengan melakukan pemijatan, baik secara manual dengan tangan atau menggunakan alat pemijat khusus. Beberapa alat yang bisa dicoba selain kursi pijat adalah foam roller dan vibration machine. Langkah pemijatan ini akan membantu menurunkan tekanan pada otot sekaligus menghilangkan penumpukan cairan pada otot.

4. Jangan Remehkan Pemanasan dan Pendinginan

Jika ini kali pertama kamu melakukan aktivitas berat, termasuk olahraga, lakukan pemanasan dengan benar. Lakukan gerakan statis untuk melibatkan penggunaan otot dan sendi berulang kali. Misalnya dengan memilih gerakan walking lunges dan memutar lengan. Kemudian lakukan pendinginan dengan aktivitas aerobik ringan seperti jalan kaki 5-10 menit. Proses ini akan membantu otot yang sudah bekerja keras teraliri darah lebih lancar.

Dr. Arent juga memberikan tipsnya mengenai cara mencegah pegal pada tubuh. Cara pertama adalah dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Saat kamu minum air putih dengan jumlah yang disarankan (kurang lebih 2 liter per hari), maka cairan tubuh akan membantu proses penyembuhan otot dengan mengalirkan nutrisi yang dibutuhkannya. Selain itu, kebutuhan air yang cukup juga bisa meredakan inflamasi lebih cepat.

Beberapa cara lain yang sangat disarankan adalah dengan memberikan tubuh nutrisi yang cukup dan seimbang serta waktu untuk istirahat dan tidur yang cukup. Tidur selama minimal 7 jam per hari dapat membantu produksi protein untuk memperbaiki otot yang menurun performanya.

Hindari Obat Pereda Nyeri Bersama Enervon Active

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh M. Lilja, dkk (2017)³, ditemukan bahwa mengonsumsi obat pereda nyeri (ibuprofen) dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam membangun dan menguatkan otot, terutama pada usia dewasa muda. Kamu mungkin akan menghilangkan pegal di leher dan pundak/bahu lebih cepat. Tapi kamu juga bisa menghambat otot untuk tumbuh lebih kuat setelahnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh menjadi faktor penting dalam mengatasi dan mencegah gangguan otot yang satu ini. Enervon Active hadir untuk membantu kamu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral sehari-hari. Dengan bahan non-acidic, suplemen ini aman dikonsumsi setiap hari sesuai dosis yang disarankan. Pastikan kamu mendapatkan produknya yang asli dengan mengaksesnya melalui Tokopedia dan Shopee resmi Enervon. Tetap aktif menjalani hari dan bebas pegal bersama Enervon Active!

Referensi:

  1. Adrienne Santos. 2023. 23 Things to Know About Acute and Delayed Onset Muscle Soreness. Diakses pada 12 Oktober 2023 dari https://www.healthline.com/health/fitness-exercise/sore-muscles
  2. Lauren Bedosky. 2022. Quick Fixes for Sore Muscles. Diakses pada 12 Oktober 2023 dari https://www.everydayhealth.com/fitness/quick-fixes-for-sore-muscles.aspx
  3. M. Lilja, dkk. 2017. High doses of anti-inflammatory drugs compromise muscle strength and hypertrophic adaptations to resistance training in young adults. Acta Physiologica. Diakses pada 12 Oktober 2023 dari https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/apha.12948