Sebelumnya, vaksinasi dosis ketiga – alias booster diberikan kepada petugas kesehatan yang berperan sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Meski demikian, belum lama ini, para ahli yang tergabung dalam kelompok pakar vaksin di WHO merekomendasikan dosis tambahan untuk kelompok tertentu.

Rekomendasi yang merupakan hasil pertemuan ahli Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) tersebut menyebutkan ada dua syarat penerima booster vaksin – dan hal ini juga sudah disetujui oleh WHO.

Lalu, siapa saja yang boleh menerima vaksin dosis ketiga tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.

 

 

Apa Itu Booster?

Credit Image - nbcnews.com

Vaksin dosis ketiga – atau disebut juga sebagai booster memang bertujuan untuk memperkuat dosis vaksinasi yang sudah diberikan sebelumnya. Sebenarnya, pemberian vaksin booster juga pernah diberikan pada beberapa jenis penyakit, termasuk flu dan tetanus.

Dalam beberapa tipe vaksinasi, pemberian dosis kecil dalam beberapa kali dinilai lebih efektif dibanding dengan memberikan dosis besar dalam satu waktu. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat sistem imun tubuh secara berkelanjutan.

Meski kebanyakan vaksin booster memiliki kandungan yang sama dengan dosis vaksin sebelumnya, tetapi ada pula yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk meningkatkan kinerjanya. Ini bergantung terhadap jenis vaksin yang digunakan. Dan, sebagian orang mungkin perlu mendapat booster beberapa minggu, bulan, atau tahun setelah pertama kali mendapat vaksin.

 

Bagaimana Cara Kerja Vaksin Dosis Ketiga?

Seorang ahli imunologi dari Washington University, mengatakan cara kerja vaksin booster dalam memperkuat dosis vaksin sebelumnya. Dikatakan bahwa saat seseorang mendapat dosis pertama, maka sistem imun tubuh akan menghasilkan sejumlah antibodi yang lambat laun akan menurun kadarnya.

Meski demikian, penurunan tersebut akan tetap meninggalkan “memori” pada sejumlah sel yang meningkatkan kadar antibodi di dalam tubuh.

Seiring berjalannya waktu, jumlah antibodi mungkin akan menurun lagi, namun “memori” pada sel-sel B akan semakin besar dibanding sebelumnya. Memori tersebutlah yang membantu agar sistem imun tubuh dapat bereaksi – dan melawan Covid-19 secara lebih cepat dan kuat.

Selain itu, vaksin dosis ketiga juga berperan dalam proses afinitas maturasi, yaitu proses di mana sel B yang sudah terkena vaksin tadi akan berpindah ke kelenjar getah bening. Di dalam kelenjar tersebut, sel-sel akan bermutasi, sekaligus menghasilkan antibodi yang jauh lebih kuat untuk melawan virus.

Beberapa studi terhadap jenis vaksinasi Covid-19 tertentu telah mendukung teori tersebut. Vaksin yang diuji coba sebagai booster, yakni Moderna, Pfizer, AstraZeneca, serta Sinovac. Keempatnya menunjukkan adanya sedikit kenaikan jumlah antibodi penetral infeksi dalam tubuh jika disuntikkan beberapa bulan setelah dosis kedua.

 

Syarat Penerima Booster Dari WHO

Credit Image - alodokter.com

Pakar WHO merekomendasikan memberi vaksin dosis ketiga kepada orang dengan gangguan kekebalan tubuh sedang hingga berat. Anjuran ini berlaku bagi semua jenis vaksin yang sudah disetujui oleh WHO. Ada pun beberapa vaksin yang dimaksud, yaitu Pfizer, Janssen, Moderna, Sinopharm, Sinovac, dan AstraZeneca.

Orang dengan gangguan kekebalan perlu diberikan booster, pasalnya kelompok tersebut cenderung tidak merespon secara memadai terhadap vaksinasi – serta berisiko tinggi terkena penyakit Covid-19 yang parah.

Selain itu, masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas – atau lansia juga perlu menerima dosis vaksin ketiga. Untuk kelompok ini, direkomendasikan menerima jenis vaksin Sinovac dan Sinopharm. Sementara, bagi jenis vaksin lainnya masih dapat dipertimbangkan sesuai dengan pasokan yang tersedia.

Sejauh ini, masyarakat umum belum direkomendasikan menerima vaksin booster. Jadi, selain dari kedua kelompok di atas, yakni orang dengan gangguan imunitas dan lansia, masih belum dapat mendapatkan vaksin dosis selanjutnya.

 

Tetap Lakukan Langkah Pencegahan, Ya!

Meskipun sudah divaksinasi, namun bukan berarti 100 persen kebal terhadap ancaman virus corona. Sebab, pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian akan diidentifikasi oleh sistem imun tubuh. Harapannya, kekebalan dapat dengan cepat mengindentifikasi dan melawan, jika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Tapi sekali lagi, tidak ada vaksin yang dapat bekerja dengan memberikan kekebalan seutuhnya terhadap suatu penyakit. Selain itu, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Dari hal ini, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Untuk itu, setelah vaksinasi, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksin tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko infeksi dapat semakin diminimalisir. Bahkan, kalau terpapar sekalipun makan gejala yang dirasakan tidak berat, atau tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, bisa kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Itulah kedua kelompok yang direkomendasikan mendapatkan dosis ketiga vaksinasi Covid-19. Meski sudah vaksin, pastikan kamu tetap menjalani protokol kesehatan, ya!

 

 

Featured Image – halodoc.com

Source – cnnindonesia.com