Berbagai negara di dunia diketahui tengah menjalani program vaksinasi dosis ketiga – atau yang disering disebut dengan booster. Begitu pula dengan Indonesia yang akan segera melaksanakannya di tahun 2022 mendatang.

Bukan tanpa alasan, memperoleh booster cukup penting guna menguatkan antibodi tubuh, sehingga dapat terlindungi dari vaksin Sinovac dan Sinopharm.

Mengapa demikian? Berikut ini informasi lengkapnya.

 

 

WHO Sarankan Vaksin Booster Bagi Penerima Jenis Vaksin Ini!

Credit Image - idxchannel.com

Dilansir dari CNN Indonesia, WHO merekomendasikan orang dengan gangguan kekebalan tubuh – dan juga penerima vaksin dari virus yang dimatikan untuk segera mendapat booster. Vaksin dari inactivated vaccine tersebut, misalnya Sinovac dan Sinopharm.

Rekomendasi ini muncul dari hasil pertemuan Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) belum lama ini. Pertemuan dilakukan untuk mengevaluasi panduan pemberian booster yang sebelumnya diprioritaskan kepada orangtua dan orang dengan masalah kesehatan dasar.

Lebih lanjut, rekomendasi ini diberikan karena penyebaran Covid-19 varian omicron terus meluas ke berbagai negara. Untuk itu, peningkatan vaksinasi juga perlu segera ditingkatkan, termasuk melalui pemberian dosis ketiga.

Sebelumnya, PBB sudah sudah memberikan rekomendasi tersebut. Dikatakan bahwa penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm dengan usia di atas 60 tahun untuk segera mendapat vaksinasi dosis ketiga.

 

Mengenal Cara Kerja Vaksin Dosis Ketiga

Credit Image - lvhn.org

Seorang ahli imunologi dari Washington University, mengatakan cara kerja vaksin booster dalam memperkuat dosis vaksin sebelumnya. Dikatakan bahwa saat seseorang mendapat dosis pertama, maka sistem imun tubuh akan menghasilkan sejumlah antibodi yang lambat laun akan menurun kadarnya.

Meski demikian, penurunan tersebut akan tetap meninggalkan “memori” pada sejumlah sel yang meningkatkan kadar antibodi di dalam tubuh.

Seiring berjalannya waktu, jumlah antibodi mungkin akan menurun lagi, namun “memori” pada sel-sel B akan semakin besar dibanding sebelumnya. Memori tersebutlah yang membantu agar sistem imun tubuh dapat bereaksi – dan melawan Covid-19 secara lebih cepat dan kuat.

Selain itu, vaksin dosis ketiga juga berperan dalam proses afinitas maturasi, yaitu proses di mana sel B yang sudah terkena vaksin tadi akan berpindah ke kelenjar getah bening. Di dalam kelenjar tersebut, sel-sel akan bermutasi, sekaligus menghasilkan antibodi yang jauh lebih kuat untuk melawan virus.

 

Setelah Vaksin, Langkah Pencegahan Masih Harus Dijalani

Credit Image - theconversation.com

Meskipun sudah divaksinasi – atau akan diberikan booster, namun bukan berarti 100 persen kebal terhadap ancaman virus corona. Sebab, pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian akan diidentifikasi oleh sistem imun tubuh. Harapannya, kekebalan dapat dengan cepat mengindentifikasi dan melawan, jika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Tapi sekali lagi, tidak ada vaksin yang dapat bekerja dengan memberikan kekebalan seutuhnya terhadap suatu penyakit. Selain itu, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Dari hal ini, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Untuk itu, setelah vaksinasi, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksin tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko infeksi dapat semakin diminimalisir. Bahkan, kalau terpapar sekalipun makan gejala yang dirasakan tidak berat, atau tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, bisa kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Itulah ulasan mengenai anjuran WHO yang merekomendasikan penerima vaksin Sinovac dan Sinophram agar segera mendapatkan booster. Guna menghindari paparan virus, yuk, terus patuhi protokol kesehatan dan jaga selalu kekebalan tubuh!

 

 

Featured Image – cda.org

Source – cnnindonesia.com