Ibu Baru Melahirkan Tapi Positif Corona, Bolehkah Disatukan dengan Bayinya?
Dengan adanya peningkatan infeksi virus corona varian Omicron, maka tak sedikit ibu melahirkan dalam keadaan sedang terpapar virus tersebut. Umumnya, jika sedang terinfeksi Covid-19, seseorang tidak boleh melakukan kontak dengan orang lain agar virus tidak menyebar. Namun, bagi ibu yang baru melahirkan, apakah tetap boleh disatukan dengan bayinya?
Dilansir dari cdc.gov, bukti yang ada sekarang ini menunjukkan kemungkinan bayi yang baru lahir – kemudian terkena Covid-19 dari orangtuanya cenderung rendah, apalagi jika orangtua sangat ketat akan penerapan pencegahan virus, seperti mencuci tangan sebelum merawat sang bayi.
Jadi, bolehkah ibu yang baru melahirkan disatukan dengan bayinya? Dan, apa saja langkah yang harus diterapkan agar bayi benar-benar terhindar dari paparan Covid-19? Biar tak keliru, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
WHO: Ibu yang Baru Melahirkan Boleh Disatukan dengan Bayinya
Credit Image - rsud-soekarno.babelprov.go.id
Melansir dari who.int, ibu melahirkan disarankan untuk kontak dekat dan menyusui dini secara eksklusif membantu bayi berkembang, meskipun sang ibu terpapar Covid-19. Dengan catatan, ibu harus menerapkan kegiatan menyusui yang aman, menjaga kesehatan pernapasan dengan baik, dan berbagi kamar dengan bayi secara aman.
Selain itu, ibu juga harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi serta harus menjaga semua permukaan tetap bersih. Menggunakan masker medis selama kontak dengan bayi juga sangat disarankan.
Namun sayangnya, kebijakan tersebut mungkin tidak dapat diterapkan di seluruh dunia. Pasalnya, ada beberapa organisasi kesehatan nasional dan profesional negara lain yang memiliki pendapat berbeda dari yang disarankan oleh WHO.
Setiap Negara Memiliki Kebijakannya Masing-Masing
Beberapa organisasi negara lain memang ada yang tidak mengikuti saran dari WHO, seperti Amerika Serikat (AS) dan India. Negara tersebut lebih memilih opsi untuk memisahkan ibu dan bayi. Kemudian, keduanya juga tidak mengizinkan ASI diberikan secara langsung, tetapi tetap memperbolehkan pemberian atau penyediaan ASI perah.
Lalu, banyak negara-negara yang mengikuti semua saran dan panduan yang diberikan oleh WHO, seperti Kanada, Italia, dan Inggris. Hal tersebut membuat praktik yang tidak sesuai dan berbeda-beda dalam penggunaan panduan.
Sehingga dapat mempengaruhi ibu untuk melaksanakan praktik menyusui yang benar ketika terpapar Covid-19. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Itu karena regulasi penggunaan panduan yang tidak ketat dan juga kurangnya atau tidak tepatnya informasi yang didapatkan oleh para ibu menyusui dalam praktik selama Covid-19.
Minimnya Informasi Menjadi Permasalahan yang Perlu Diatasi
Credit Image - scholarlykitchen.sspnet.org
Dilansir dari PopMama, menurut salah satu dosen kebidanan Universitas Respati Indonesia (URINDO), mengatakan bahwa berdasarkan data yang terjadi di masyarakat sangat berbeda. Masih banyak ibu menyusui yang tidak mau berkontak dengan sang buah hati karena informasi yang kurang tepat ketika didapatkan. Apalagi tak sedikit ibu menyusui di Indonesia yang sudah memutuskan tidak akan melakukan vaksinasi.
Maka dari itu, diperlukan adanya edukasi dan pemberian informasi yang jelas agar bisa meningkatkan pemahaman, kesadaran, serta kepercayaan diri pada ibu menyusui. Selain itu juga diperlukan adanya pemberian pemahaman agar ibu menyusui melakukan vaksinasi Covid-19.
Menurut Founder Lapor Covid dan Lapor Kode, dr Irma Hidayana, mengatakan bahwa pentingnya tenaga kesehatan mengerti peraturan-peraturan pemerintah terkait dengan perlindungan menyusui. Ia juga mengatakan bahwa bayi tidak seharusnya dipisahkan dengan ibu ketika pasca persalinan.
Vaksinasi penting didapatkan sejak hamil karena akan melindungi ibu dan janinnya. Hal tersebut dikatakan oleh Konsultan Laktasi yang bersertifikat International Board Certified Lactation Consultant, dr Astri Pramarini.
Hindari Paparan Virus, Lakukan Langkah Pencegahan Ini!
Memang, baik ibu hamil dan menyusui sudah boleh menerima vaksinasi. Namun, setelah mendapat vaksin pun protokol kesehatan masih harus dilakukan. Ini bukan berarti vaksin tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko infeksi dapat semakin diminimalisir. Bahkan, kalau terpapar sekalipun makan gejala yang dirasakan tidak berat, atau tidak berisiko mengalami kematian.
Jadi, pastikan selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.
Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.
Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.
Selain dapat menjaga daya tahan tubuh, multivitamin Enervon Active juga bisa membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi dapat diubah menjadi energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini berkat kandungan Vitamin B Kompleks dalam kedua multivitamin tersebut.
Namun, bagi ibu hamil dan menyusui, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke petugas kesehatan – atau dokter terkait sebelum mengonsumsi jenis vitamin tertentu.
Itulah penjelasan terkait pertanyaan apakah ibu dengan Covid-19 – dan baru melahirkan boleh disatukan dengan bayinya? Dari penjelasan di atas, semoga para ibu dapat mempraktikkan langkah yang tepat, ya!
Featured Image – pikiran-rakyat.com
Source – popmama.com