Sejak terdeteksinya Covid-19 di akhir tahun 2019 silam, beragam Omicron yang tengah mendominasi kasus virus corona di dunia.

Tak berhenti sampai situ, belum lama ini, ditemukan pula varian terbaru yang merupakan campuran dari Delta dan Omicron – yang disebut juga sebagai Deltacron. Seorang ahli virologi di L'Institut Pasteur di Paris mengurutkan genemik beberapa kasus Covid-19 di Eropa. Hasilnya adalah ada infeksi gabungan Covid-19 varian Delta dan Omicron yang disebut Deltacron ditemukan di benua tersebut.

Lebih lanjut mengenai varian Deltacron, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

Hasil Laporan Sudah Diketahui oleh GISAID

Credit Image - cnnindonesia.com

Para peneliti yang menemukan Deltacron menyebut sudah mengirimkan laporan itu ke Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), pada awal bulan Maret silam.

Ini menjadi pertandan bahwa varian Deltracron telah dikonfirmasi secara resmi sebagai varian baru Covid-19. Para ilmuwan itu menemukan kasus Deltacron di Soissons, Prancis utara, Denmark, dan Belanda.

The Guardian menyebut selain di Eropa, ada pula laporan tentang Deltacron yang terdeteksi di Amerika Serikat. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan sekitar 30 kasus telah terdeteksi di Inggris.

 

Gabungan Delta dan Omicron Dapat Terjadi

Dari hasil penelitian, analisis kode genetik Deltacron tersusun dari tubuh varian Delta dan spike protein yang menempel pada sel manusia berasal dari Omicron. Virus itu bisa terbentuk ketika seseorang terinfeksi Delta dan Omicron pada saat yang sama. Di mana varian Deltacron terbentuk akibat mutasi virus yang terjadi selama infeksi.

Pimpinan teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria van Kerkhove mengatakan bahwa rekombinan itu tidak terlalu mengejutkan, karena mengingat sirkulasi paparan Omicron dan Delta yang mendominasi di banyak negara.

Namun, sampai saat ini, WHO masih terus melacak serta mendiskusian varian baru Covid-19 tersebut. Kepala ilmuwan di WHO yaitu Dr. Soumya Swaminathan juga mengatakan bahwa perlu penelitian khusus untuk mengetahui sifat dari Deltacron.

Kemudian, eks Pimpinan Inisiatif Genomik Covid-19 di Wellcome Trust Sanger Jeffrey Barrett mengatakan, temuan varian Deltacron yang teridentifikasi sejauh ini masih sedikit. Jadi, belum ada cukup bukti dan data tentang tingkat keparahan varian atau seberapa baik vaksin masih memiliki efikasi tinggi dalam memberikan proteksi terhadap individu.

Berkaca pada kasus yang terjadi di Inggris, dan sejauh ini mutasi Deltacron masih sangat langka di berbagai negara di dunia.  Sementara hanya beberapa lusin sequence di antara jutaan Omicron. Meski begitu ia menyebut varian ini akan terus dipantau untuk mempeljari lebih dalam mengenai risiko infeksinya. 

Dilihat dari sifat kedua varian, ini seakan menjadi momok mengerikan bagi seluruh dunia. Pasalnyan varian Delta bisa menimbulkan gejala lebih parah daripada varian lain. Sementara varian Omicron punya kemampuan sangat menular yang sangat cepat. 

 

Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia

Credit Image - thejakartapost.com

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan hingga saat ini belum ada laporan kasus Deltacron di Indonesia. Ini sesuai dari data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan. Namun, adanya varian tersebut mesti dijadikan kewaspadaan, karena mutasi terbaru biasanya akan berpotensi meningkatkan kasus.

Sementara itu, diperkirakan varian Deltacron pun memiliki gejala yang hampir mirip dengan gejala lainnya, seperti demam, batuk, anosmia, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan kelelahan. Dengan demikian, terus waspadai jika mengalami indikasi Covid-19.

 

Mutasi Virus Terus Bermunculan, Yuk, Perketat Kembali Langkah Pencegahan!

Cara terbaik untuk mengindari risiko paparan Covid-19 beserta mutasinya, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan – mulai dari menjaga jarak, memakai masker, menjaga tangan tetap bersih, hingga segera memperoleh vaksinasi.

Biar perlindungan diri semakin optimal, kamu disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C memiliki berbagai kandungan, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat ini dapat membantumu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Nah, kamu bisa minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra dan sensasi rasa segar sepanjang hari.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Tidak hanya dapat menjaga kekebalan tubuh saja, namun multivitamin Enervon-C dan Enervon Active juga dapat mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi dapat diubah menjadi sumber energi. Kalau yang ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

 

Saat ini, Deltacron memang belum terdeteksi di Indonesia. Namun, masyarakat masih harus waspada akan ancaman virus. Terus patuhi protokol kesehatan dan menjaga kekebalan tubuh agar risiko tertular penyakit dapat diminimalisir.

 

 

Featured Image – parade.com

Source – popmama.com