work life balance.

Meski bekerja yang berlebihan justru sering dianggap baik dan disebut sebagai pekerja keras. Namun, workaholic dapat menimbulkan berbagai masalah pada mental maupun kesehatan tubuhnya.

Salah satu penyebab workaholic, dipicu oleh pola berpikir yang salah. Misalnya, ketika seorang workaholic ingin beristirahat sejenak dari pekerjaannya. Tetapi, pikirannya mengatakan untuk menunda-nunda dan menunggu waktu yang tepat saja. Tentu, pola pikir ini kurang tepat!

Lebih lanjut – seorang workaholic cenderung memiliki pola pikir yang salah. Namun, apa saja pola pikir tersebut?

Berikut ulasan lengkapnya.

 

 

 

4 Pola Pikir Salah Pada Si Workaholic

Workaholic: 4 Pola Pikir Salah yang Kerap Dilakukan / Credit: surepayroll.com

Menunggu Waktu Yang Tepat

Banyak workaholic yang sering mennggu waktu tepat untuk mengambil jatah cuti kantor, atau sekedar rehat sejenak dari tuntutan pekerjaan. Sayangnya, hal ini tak pernah dilakukan. Dengan dalih menunggu waktu yang tepat, si workaholic justru tak kunjung beristirahat dari pekerjaan.

Dan, alih-alih mendapat waktu yang tepat, justru ada kemungkinan diberikan proyek atau tugas tambahan yang mengakibatkan harus bekerja lebih lama.

 

Jika Tidak Bekerja, Karier Akan Hancur

Bagi seorang workaholic, bekerja merupakan salah satu cara untuk melindungi karier dari kehancuran. Hal ini juga disebut sebagai sindrom imposter. Di mana ia memiliki kondisi psikologis yang membuatnya merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang sudah dicapai.

Banyak orang dengan sindrom imposter kerap merasa cemas. Sehingga, mereka akan bekerja lebih keras – berujung pada workaholic untuk mempertahankan keberhasilannya.

 

Workaholic: 4 Pola Pikir Salah yang Kerap Dilakukan / Credit: magazine.job-like.com

Bisa Lebih Produktif Dengan Banyak Bekerja

Ketika seseorang melakukan sesuatu yang berbeda atau bahkan berbahaya, pasti ada pemikiran bahwa mereka adalah orang yang hebat. Misalnya, ketika menyerit sambil menggunakan gadget – ia beranggapan bahwa ini hal hebat. Pasalnya, tak semua orang berani melakukannya.

Sama seperti si workaholic, ia berpikir bahwa bekerja bisa membuatnya tetap produktif meski pekerjaan sangat menumpuk.

 

Cemas Ketika Tak Bekerja

Terbiasa dengan pekerjaan yang melimpah, workaholic akan merasa aneh jika ia tidak bekerja. Bahkan, kerap merasa cemas yang berlebihan. Rasa cemas – bagi workaholic ini tanda mereka harus terus bekerja.

 

 

 

Nah, itu dia keempat pola pikir salah yang kerap dimiliki seorang workaholic. Intinya – sebisa mungkin hindari pola pikir tersebut yang mungkin bisa mengarah pada kebiasaan gila bekerja. Ingat, bekerja berlebihan justru dapat membuat stamina menurun, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas kerja, lho.

Jadi, agar hasil kerja lebih optimal dan maksimal, bekerjalah sewajarnya ya. Sehingga, hasil jerih payahmu tidak sia-sia!

 

Featured Image - health.com