Demam naik turun, atau dikenal sebagai "febris intermittent," adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang berfluktuasi antara periode demam dan suhu normal dalam suatu siklus tertentu. Suhu tubuh dapat naik ke atas batas normal (biasanya di atas 37,5°C) selama beberapa waktu, kemudian turun kembali ke suhu normal atau di bawah normal sebelum naik lagi. Demam naik turun pada orang dewasa perlu kamu waspadai karena bisa jadi merupakan tanda adanya indikasi infeksi serius, kemungkinan penyakit kronis, dehidrasi dan komplikasi, hingga penyakit yang belum terdeteksi. 

Jika seseorang mengalami demam yang naik turun, terutama dalam jangka waktu yang lama atau disertai gejala lain seperti sesak napas, nyeri dada, atau perubahan kesadaran, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis. Informasi lebih lengkapnya bisa kamu simak dalam artikel berikut.

Demam Naik Turun pada Orang Dewasa Tanda Penyakit Apa?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa demam naik turun pada orang dewasa bisa jadi pertanda adanya gangguan kesehatan tertentu. Oleh sebab itu, kamu wajib waspada karena kondisi tersebut bisa mengarah pada beberapa penyakit ini.

1. Infeksi Bakteri

  • Tuberkulosis (TB): Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sering menimbulkan demam yang naik turun, terutama pada malam hari.
  • Infeksi saluran kemih (ISK): Infeksi pada ginjal atau saluran kemih bisa menyebabkan demam yang tidak stabil.
  • Endokarditis: Infeksi pada lapisan dalam jantung (endokardium) bisa menyebabkan demam yang naik turun.

2. Infeksi Virus

  • Dengue: Virus dengue menyebabkan demam yang dikenal sebagai demam dengue/demam berdarah, di mana suhu tubuh bisa sangat tinggi dan kemudian turun drastis sebelum naik lagi.
  • Malaria: Infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk ini sering ditandai dengan demam yang berulang dengan pola tertentu (setiap 48 atau 72 jam).
  • HIV/AIDS: Pada tahap awal infeksi HIV, demam naik turun bisa terjadi, sering kali disertai dengan gejala lain seperti keringat malam dan penurunan berat badan.

3. Penyakit Autoimun

  • Lupus Eritematosus Sistemik (LES): Penyakit autoimun ini dapat menyebabkan demam yang fluktuatif sebagai bagian dari gejalanya.
  • Penyakit Kawasaki: Meskipun lebih umum pada anak-anak, kondisi ini bisa juga menyerang orang dewasa dan menyebabkan demam yang naik turun.

4. Kanker

Limfoma dan leukemia merupakan 2 jenis kanker darah yang bisa menyebabkan demam naik turun. Sering kali gejalanya juga disertai dengan penurunan berat badan dan keringat malam.

5. Infeksi Kronis

  • Brucellosis: Infeksi bakteri ini, yang sering ditemukan pada peternak atau orang yang bekerja dengan hewan, bisa menyebabkan demam yang naik turun dan berlangsung selama berbulan-bulan.
  • Abses atau infeksi dalam organ: Abses hati, abses otak, atau abses lainnya bisa menyebabkan demam yang tidak stabil.


 

Gejala Demam Naik Turun yang Perlu Diperhatikan

Sumber: freepik/Kmpzzz

 

Demam naik turun pada orang dewasa biasanya juga disertai dengan gejala penyerta yang juga patut kamu perhatikan. Berikut berbagai gejala penyerta yang wajib kamu waspadai.

1. Demam yang Berulang: Suhu tubuh yang sering kali naik di atas 37,5°C, turun kembali ke normal, dan kemudian naik lagi tanpa pola yang jelas.

2. Keringat Malam: Berkeringat secara berlebihan terutama pada malam hari, hingga membuat pakaian atau seprai basah.

3. Menggigil: Rasa dingin dan menggigil yang muncul tiba-tiba, sering kali diikuti oleh demam tinggi.

4. Kelelahan Ekstrem: Rasa lelah yang berlebihan, yang tidak membaik meskipun sudah beristirahat.

5. Penurunan Berat Badan: Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dalam waktu singkat.

6. Sakit Kepala dan Nyeri Otot: Sakit kepala yang berulang dan nyeri otot, terutama jika terjadi bersamaan dengan demam.

7. Nyeri Dada atau Sesak Napas: Perasaan nyeri di dada atau kesulitan bernapas, yang bisa menjadi tanda masalah jantung atau infeksi serius.

8. Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, atau diare yang berulang, terutama jika terjadi bersamaan dengan demam.

9. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Kelenjar getah bening yang membesar dan terasa nyeri, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan.

10. Kulit Memerah atau Ruam: Munculnya ruam kulit atau kemerahan yang mungkin muncul bersamaan dengan demam.

Gejala penyerta yang muncul saat demam naik turun mungkin juga bisa memburuk dan membutuhkan perawatan medis dengan segera. Jika kamu mengalami hal-hal di bawah ini, maka jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter.

  • Jika demam berlangsung lebih dari 3 hari atau sering kambuh meskipun sudah diobati.
  • Suhu tubuh mencapai atau melebihi 39°C, terutama jika disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan.
  • Gejala seperti nyeri dada, sesak napas, penurunan kesadaran, kejang, atau sakit kepala parah.
  • Kehilangan berat badan yang cepat dan tidak dapat dijelaskan, disertai dengan demam.
  • Berkeringat secara berlebihan di malam hari hingga mengganggu tidur.
  • Jika memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau sedang dalam pengobatan yang menekan sistem imun (misalnya, kemoterapi).
  • Apabila pola demam berubah atau menjadi lebih sering, bahkan jika sudah menjalani pengobatan.
  • Sepulangnya dari bepergian ke daerah dengan risiko tinggi penyakit infeksi seperti malaria atau dengue, atau jika kamu memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi penyakit menular.

Baca juga: https://www.enervon.co.id/article/4847/cara-atasi-demam-menggigil

Tips Mencegah Demam Naik Turun pada Orang Dewasa

Sumber: freepik/shisuka

 

Mencegah demam naik turun pada orang dewasa dapat melibatkan berbagai tindakan pencegahan dan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi serta menjaga daya tahan tubuh. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan.

1. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, atau setelah kontak dengan orang yang sakit. Kamu juga harus membersihkan rumah secara rutin untuk menghindari penumpukan debu dan kuman. Selain itu, pastikan juga memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara.

2. Vaksinasi

Pastikan vaksinasi lengkap, termasuk vaksin flu, hepatitis, dan vaksin lainnya yang sesuai dengan kebutuhan individu. Pertimbangkan pula vaksinasi tahunan seperti vaksin influenza, terutama jika berada dalam kelompok rentan.

3. Makan Makanan Bergizi

Utamakan untuk mengonsumsi makanan bergizi dengan memperbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak untuk menjaga daya tahan tubuh. Hal lainnya yang perlu dilakukan juga yaitu membatasi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan makanan olahan yang dapat melemahkan sistem imun.

4. Olahraga secara Teratur

Lakukan olahraga secara teratur, seperti berjalan kaki, jogging, atau olahraga ringan lainnya untuk meningkatkan kebugaran fisik dan kekebalan tubuh. Namun jangan terlalu berlebihan dalam berolahraga, karena kelelahan dapat menurunkan daya tahan tubuh.

5. Cukup Istirahat

Pastikan tidur cukup setiap malam yaitu 7-9 jam untuk membantu tubuh pulih dan memperkuat sistem kekebalan. Mencukupi waktu istirahat juga bisa dilakukan dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau kegiatan lain yang dapat membantu mengurangi stres.

6. Hindari Paparan Risiko Infeksi

Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit untuk mengurangi risiko tertular infeksi. Jika kamu berada di tempat umum, sebaiknya gunakan masker terutama saat di tempat ramai atau di daerah dengan risiko tinggi infeksi.

7. Hindari Kebiasaan Tidak Sehat

Kebiasaan merokok dan minum alkohol sebaiknya dihindari/dihentikan demi menjaga kesehatan tubuh. Merokok dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan, sedangkan konsumsi alkohol berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh.

8. Minum Air yang Cukup

Minum air yang cukup setiap hari (minimal 8 gelas sehari) untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi tubuh yang optimal.

9. Perhatikan Lingkungan Kerja

Pastikan tempat kerja bersih dan ventilasi cukup, serta gunakan alat pelindung diri jika bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi terhadap paparan infeksi. Selain itu, kamu sebaiknya menghindari kelelahan di tempat kerja dengan istirahat yang cukup dan manajemen waktu yang baik.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat mengurangi risiko terkena demam naik turun dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.


 

Konsumsi multivitamin tambahan, seperti Enervon-C Tablet, dapat menjadi bagian dari upaya pencegahan demam naik turun pada orang dewasa, terutama jika dikaitkan dengan memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah infeksi yang dapat menyebabkan demam. 

Pasalnya, multivitamin yang satu ini mengandung vitamin C dan juga B Kompleks yang memiliki manfaat sebagai berikut.

  • Vitamin C: Enervon-C Tablet mengandung vitamin C yang dikenal memiliki peran penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin C membantu memperkuat sel-sel imun dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga dapat mengurangi risiko terkena demam yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
  • Vitamin B Kompleks: Selain vitamin C, Enervon-C Tablet juga mengandung vitamin B kompleks yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Vitamin B membantu dalam produksi energi dan mendukung fungsi otak, yang pada gilirannya dapat membantu tubuh berfungsi optimal dan lebih tahan terhadap stres yang bisa melemahkan sistem imun.

Yuk buktikan sendiri manfaat Enervon-C Tablet bagi kesehatan tubuh dengan melakukan pembelian produk melalui tautan Tokopedia dan Shopee berikut!

 

Referensi:

1. Harvard Medical School. Fever in adults: When to worry. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treating-fever-in-adults

2. Noreen Iftikhar, MD. How to Tell When a Fever in Adults Is Serious. https://www.healthline.com/health/cold-flu/fever-in-adults