Angka positif Covid-19 di Indonesia memang sudah mengalami penurunan. Tak hanya itu, bahkan disebutkan bahwa 99,6 persen penduduk pun dinyatakan sudah memiliki antibodi terhadap virus corona. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di 21 kabupaten atau kota Jawa Bali.

Meski demikian, kita tidak boleh gegabah. Salah satunya, dalam aturan penggunaan masker. Hingga kini, pemerintah masih enggan untuk mencopot kebijakan tersebut, mengingat masih ada risiko buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari.

 

 

Kemenkes Belum Siap Cabut Aturan Masker

Credit Image - tribunnews.com

Kemenkes RI menyebut pemerintah belum siap mencabut aturan pemakaian masker dalam waktu dekat. Pemerintah butuh memantau perkembangan kasus Covid-19 terlebih dahulu sebelum mencabut aturan tersebut. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat tetap menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan. Pola hidup seperti itu masih perlu diterapkan meski kasus Covid-19 di Indonesia mulai menurun.

Selain itu, salah satu peneliti dalam survei yang sudah disebutkan di atas, yakni pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menegaskan temuan antibodi tersebut tidak menandakan warga Indonesia sudah bebas dari aturan protokol kesehatan.

Pada kondisi di negara lain pun, kasus Covid-19 bisa saja kembali melonjak setelah trennya sempat menurun. Tidak lain tidak bukan, hal ini disebabkan oleh pelonggaran penerapan protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker.

 

Masih Ada Risiko Potensi Varian Baru

Credit Image - wreg.com

Yang ditakutkan pula yaitu adanya varian baru. Risiko lonjakan Covid-19 tidak hanya dipengaruhi oleh imunitas saja, melainkan juga mutasi virus corona. Meski varian yang mendominasi saat ini – varian  Omicron tak tergolong Variant of Concern (Voc), namun, dunia masih perlu waspada soal kemunculan varian corona baru ke depannya yang mungkin bisa memicu kembalinya lonjakan kasus.

Sekarang, dunia masih terus dihadapi oleh ketidakpastikan dari evolusi virus. Mutasi-mutasi masih belum bisa dihentikan walaupun sekarang variannya masih dalam keluarga Omicron – dan belum termasuk dalam variant of concern.

 

Langkah Pencegahan Masih Harus Dilakukan!

Credit Image - scientificamerican.com

Langkah pencegahan mesti harus dilakukan sehingga penularan tetap dapat dihindari. Tetap patuhi protokol kesehatan, mulai dari mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap yang dapat memaksimalkan perlindungan tubuh.

Namun, apa multivitamin yang sebaiknya dikonsumsi? Kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dari Enervon secara rutin.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat meminum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Untukmu yang memiliki masalah lambung sensitif – direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus mengoptimalkan imunitas tubuhmu.

Dan kedua multivitamin ini pun dapat membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga asupan makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat satu ini berkat kandungan vitamin B kompleks di dalamnya.

 

Jadi, meskipun antibodi masyarakat sudah terbentuk, namun bukan berarti boleh lengah. Tetap terapkan protokol kesehatan dan jaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

 

 

Featured Image – parapuan.co

Source – detik.com